Sabtu, 15 April 2023

Ramadhan 2023 Reflection - Apa kata Allah tentang Kulit // Kenapa Neraka itu Siksanya Dibakar?

Haii, kembali lagi di episode ovethinking bersama saya.. (lu bisa bayangin gua ngomong gitu ga wakakak). Sebenernya gua udah overthingking ini cukup lama sih, dan iya gua akan bawa kalian bersama dengan penemuan cocokologi detektif Conan gua. 

Kali ini, kita akan belajar tentang bagaimana Allah itu Maha Tau tentang desain manusia..

Kenapa Neraka itu Dibakar?

Pernah ngga kalian berfikir, "Kenapa sih Neraka itu disiksanya dibakar, bukan dibekuin?" Kan sama-sama menderita, sama-sama mati juga. Mungkin kalian gak kepikiran. Iya dulu saya juga begitu kok. Sampai kemudian sampailah saya pada pelajaran anatomi fisiologi kulit dibagian persyarafan kulit.

Jadi di dalam kelas, saya belajar persyarafan kulit termasuk reseptor-reseptornya. 

Manusia memiliki reseptor panas yang juga sekaligus reseptor sakit yang paling utama bernama TRPV1. Nah, kalau kalian ngikutin Nobel Laurate, tahun lalu penemuannya tentang penggunakan zat dari cabe bernama Capcaisin untuk mengetahui mekanisme dari Channel TRPV ini.

Lebih mudahnya lagi.. kalian kalau makan cabe pedes kan.. ada rasa panas, ada rasa sakit juga (kayak numb gitu), dikarenakan reseptor yang distimulasi sama. Jadi panas, dan rasa sakit itu bisa distimulasi dengan satu reseptor ini. Jadi dunia dermatology saat ini sedang mencoba untuk mengeksplotasi reseptor ini untuk mencegah rasa sakit guys..



Oke guys, jadi disini kita paham ya.. kenapa neraka itu dibakar.. ternyata pain and heat alias rasa sakit dan panas itu reseptornya sama, jadi manusia akan lebih tersiksa ketika dibakar, bukan dengan metode lain... pada saat belajar itu, saya betul-betul kaget...

"Siksa neraka bagi orang-orang yang kufur saat di dunia kelak akan dibuatkan pakaian dari api neraka, kemudian kepala mereka disiram dengan air mendidih yang menghancurkan isi perut dan kulit mereka." (Al-Hajj Ayat 19-22)

Manusia Tanpa Kulit, Tidak Bisa Merasakan Sakit

Taukah kalian, ada sebuah fakta yang sangat menarik lagi.. bahwasanya manusia itu tanpa kulit dan reseptornya tidak bisa merasakan rasa sakit. *Tet tet terettt*

Hal ini sangat bersesuaian dengan ayat Allah sebagai berikut: 

“Sesungguhnya, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana,” (QS. An-Nisa: 56).

Disini ada pernyataan "Diganti dengan kulit yang lain". Yang berarti, ketika yang diazab oleh Allah sudah hancur, maka manusia akan ditumbuhkan lagi kulitnya, karena kalau tidak maka tidak ada rasa sakit lagi... merinding gak sih.. 

Beberapa ahli tafsir menjelaskan bahwa, penggantian kulit ini artinya kulit akan ditumbuhkan dan dikembalikan secara sempurna, sebelum kemudian disiksa lagi. Kemudian dihancurkan dan ditumbuhkan.

Sains modern yang bisa tau kalau memang hakikatnya "kulit" ada persyarafan dan reseptor yang penting untuk rasa sakit. Tapi Allah yang mendesain manusia, jadi Allah lebih tahu, dan demikian pula yang ditulis di Al-Quran. Another Eurica moment.

Firing Rate Panas vs Dingin Thermoreseptor yang Berbeda

Ada satu konsep lagi yang penting tapi kayaknya saya bakalan susah jelasinnya. Jadi guys, firing rate antara thermoreseptor panas dan dingin itu beda. Jadi singkatnya ketika reseptor kita menerima stimulus panas, maka kemudian akan disampaikan ke otak (thalamus). Kalau panas, maka impuls ke otak perdetik ketika sudah lewat treshold panas akan naik, dan sinyal akan diberikan terus menerus. Intinya impuls (stimulasi) seperti menjerit-jerit "Panass panass" akan dilakukan terus-menerus. Sedangkan kalau dingin, stimulusnya akan cenderung sampai puncak kemudian turun. Jadi ini alasan kenapa kalau dibakar, atau disiksa dengan api itu jauh lebih sakit dibandingkan dengan dibekukan. 



Kenapa siksaan paling ringan pakai sepatu api?

"Penduduk neraka paling ringan siksanya adalah Abu Thalib, dia memakai dua sandal (dari neraka)" (HR Muslim). 

Kenapa sendal api ini adalah siksaan teringan? Sedangkan siksaan reguler adalah dengan pakaian panas (Al-Hajj Ayat 19-22). Karena di kaki ada layer tebal bernama "Stratum Lucidum", yang dia adalah keratnocyte tebal yang mati. Sedangkan badan kita ini adalah korneocytes reguler. Ya Allah naudzubillah ngetiknya sambil merinding guys.

Kayaknya cukup dulu tulisan kali ini. Rasanya sedih karena sehari-hari kita banyak dosa. Semoga Ramadhan kali ini bisa jadi penggugur dosa-dosa kita. Semoga tujuan hidup kita tetap dimaknai untuk mencari Ridho Allah saja, apapun yang kita lakukan, apapun yang kita usahakan. 

Semoga Allah tetap jaga iman kita, karena iman yang paling mahal dan bisa dicabut kapan saja. Semoga Allah memberikan kita ending bukan sembarang ending.. tapi yang terbaik yaitu khusnul khotimah.

Selamat berpuasa semuanya,
selamat menikmati hari-hari terakhir puasa. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar