Sabtu, 23 Desember 2017

Jajan Jepang vs Korea

Mungkin kali ini topiknya agak beda dan nggak urut, berhubung strolling around Japan yang belum selesai terhenti begitu saja (?). Kali ini saya akan coba bahas dari satu topik yaitu Jepang dan makanan.

FYI Saya pergi ke Jepang bulan September 2016, minggu ke dua, kalau informasi ini sudah tidak valid mungkin bisa di komentari. Saya sedikit termotivasi untuk meneruskan jejak setelah lihat lomba foto di instagram yang di sponsori oleh Oppo dan detik, bisa lihat di link ini.

Why ? First, I miss Japan so much... negara dengan keteraturan yang nggak bisa saya temukan di negara lain (belum karena saya cuma ke beberapa negara aja sih wakakak), yang menurut saya cucok banget buat liburan. Experiencenya oke banget.

Second, I remember holding my oppo phone literaly everywhere while visiting the country. Jadi Karima dan produk Oppo punya cerita panjang. Ceritanya dulu pakai blackberry storm yang dibeliin kakak, terus hapenya rusak karena nggak sengaja ngeganjel bagian belakang hp pake sesuatu yang kayaknya bikin layarnya rusak parah. Jadi deh selama beberapa lama nggak punya HP hhahaha. Akhirnya masuklah Oppo fine piano, (pas awal banget brand ini baru masuk) dan suka banget dengan bentuknya yang tipis dan kameranya bagus (karena suka jepret). Selama sekitar empat tahun hp ini nggak pernah rusak dan menemani karima keliling-keliling dan temenan sama banyak orang, jepret sana-jepret sini sampai akhirnya kebanting keras banget dan nggak nyala untuk selamanya.

Foto ala candidi yang dipegang HP =___=

Kemudian akhir semester di kuliah aku bingung mau ganti HP apa, jujur aku sayang banget sama HPku yang dulu dan dia gak pernah rusak ataupun sindrom KHJ. Waktu itu Nyunyuchan (kakakku) sudah berangkat ke Jepang dia nanya kenapa engga beli iPhone aja, tapi aku nggak tertarik. Akhirnya aku beli Oppo lagi, yaitu Oppo Miror 5 yang sampe sekarang terhitung 3 tahun &still counting engga rewel =) *padahal sering banget jatoh *dan pas di Koriya kemarin dia kebanting parah karena di seruduk Oppa-oppa rude. Untung si Oppo ini kuat banget!

Waktu ke Jepang aku juga literaly pegang HP ini kemana-mana. Jadi deh, that memori comeback waktu baca lomba itu, sambil menyelam minum air. Aku mau ceritain tentang jajan-jajan di Jepang. Cukup intermezzonya, kita langsung lanjuut!

Jajan di Jepang vs Korea

Banyak orang sudah pernah ke Jepang. Apalagi sekarang LCC (Low cost career) banyak banget & dengan 3 jutaan PP sudah bisa sampai ke negara dengan ikon sakura & gundam ini. Tapi aku pribadi punya perjalanan yang mungkin sedikit beda dengan kalian semua. Karena seperti yang kalian tau, kakakku sedang menjalani program s3 disana, maka untuk urusan jajan, we live like local.

Mitos vs Fakta 
1. Makan di Jepang = Mahal ?

Jawaban : Fakta, kalau dibandingkan makan di Indonesia. Tapi setelah aku ke Korea aku sadar memang iya mahal dibandingkan dengan Korea Selatan juga mahal.  Ada beberapa 'Makanan' yang murah dibanding di Indonesia (misalnya mungkin susu kartonan), tapi most of the food stuff adalah mahal.

Kohi vs Keopi
Untuk kopi kaleng seperti gambar dibawah dapat dibeli dengan harga 500 yen yang terhitung sudah murah banget. Biasanya 1000 yen-an kalau sudah didekat tempat wisata. 500 yen =65.000, 1000 yen = 130.000 rupiah. Jadi mending masuk starbucks deh we got that proper coffee dan harganya 11:12.
Beli di vending machine

Inside starbucks ini Gifu. They give us free sample. Kalau di Indonesia minum di Starbucks itu fancy, lha kalau disini hemat ? Hahahah. Memang semuanya itu sangat bergantung pada tempat dan keadaan.


Kalau di korea sendiri, kopi kaleng yang kusuka yang dikeluarin sama Lotte harganya cuma 1.100 won (15.000). dan mahal-mahalnya masksimal 3.000-5.000 won. Untuk starbuks sendiri 4.500 won-an (60ribu rupiah), sama aja dengan Indonesia..
Latte 1000 won kesayangan.

Starbucks di Myeongdong, harganya 4.500 won. 
Waktu aku ke Jepang aku menyadari kalau varian menu starbucks antar negara ini cukup berbeda. Masing-masing negara (Jepang dan Korea) punya minuman kekhasan. Waktu ke Jepang mereka lagi menawarkan varian dengan Jeruk gitu, tetapi di Korea lebih narsis lagi variannya, misalnya : oat meal latte, jeju frapucinno, semuanya serba custom khas Korea.

Fancy Coffee in Japan
Di Jepang aku lima kali ke starbucks, 3 kali di bandara Nagoya Cntre air dua kali karena beliin tumblr titipan bolak-balik, sekali minum sebelum boarding (beli di dalam), satu kali di Nagoya beliin tumblrnya Yoga (hai yoga :) ) tapi nggak minum apa-apa dan satu kali duduk manja di Gifu deket kampusan kakak. Tapi yang kubeli selalu hazelnut latte yang paling kusuka atau nggak americano, tidak berani coba-coba, huh tidak bernyali sekali. Overall tempatnya ya standar starbucks, yang banyak nongkrong kayaknya orang yang kerja / kuliahan gitu jarang anak muda 17an kayak di Indonesia. Makanan standar starbucks juga. Wifi gratis tersedia. Service oke dan tumblrnya lengkap di setiap cabang ada semua macemnya. dan disini tumblrnya murah ...

(-) Di Jepang menunya tidak menggunakan bahasa Inggris kecuali di bandara. Dan mbak-masnya nggak bisa bahasa Inggris. Jadi dia akan mengulang dalam bahasa Jepang yang bikin kepala pusing.

Misalnya,

Karims: "Hazelnut latte one, green tea latte one"
Mba Sbucks.JP : "Hai Haserunotto ratte hitotsu to gween tii ratte hitotsu"
((walaupun di bandara dia akan bilang gini juga, apa kareana bandara Nagoya nggak tau juga ya wakakak))

dan dia akan menyebutkan yang harus kita bayar dalam bahasa japang which is membingungkan kadang ngga ada penunjuk jumlahnya yang menghadap ke kita. Tips : dikala bingung, bayar aja pakai 50.000 Yen HAHAHA *evil laugh. Jangan lupa letakkan uang di wadah pembayaran, jangan langsung dikasih Mbaknya.

Tumblr for Gift anyone?
Sedikit info juga tumblrnya bagus dan kalau kalian ke Jepang harus beli. Signature banget dan hitungannya nggak mahal sama-sekali. Aku sudah pakai tumblrnya 1,5 tahun dan tidak ada tanda kerusakan apapun, bisa menahan panas dan dingin juga sesuai fungsinya. Awet dan kalian pasti sayang soalnya sekalian memento. Buat hadiah juga bagus, kenapa ? Karena kalian bakal dapat kotak / semacam sarungnya gitu yang bagus banget.

Kalau beli starbucks tumblr dijepang juga bakal dapet gift card 1x langsung bisa minum gratis dengan bawa kupon & tumblr aja.

Fancy Coffee in Korea
Di Korea aku dua kali ke Starbucks dua-duanya di Myeongdong. Kalau kalian pernah jalan-jalan di Myeongdong kalian pasti tau ada satu starbucks yang terletak di lantai dua (sebelah kirinya MCD), Starbucks ini ada di tengah-tengah shopping centre. Aku duduk karena nggak sanggup lagi belanja, kaki ku udah tremor. Aku dan travelmates misah-misah. Akhirnya aku nongkrong di starbuks dan dengan tidak membuang waktu, aku mencoba "Oat Latte".

Di Korea mereka akan mengulangi pesanan kita dalam bahasa Inggris (yang di sbucks myeongdong yaa) dan akan menyebutkan jumlah yang harus kita bayar dalam bahasa Inggris.

Rasa Oat latte suprisingly enak, kali kedua aku nongkrong di Sbucks Myeongdong sambil tunggu temen jalan-jalan di Katedral aku coba Jeju Green Tea Frappucino yang rasanya ternyata lebih pait dari Green tea frappucino biasa, tapi enak juga.

Overall tempatnya ya standar starbucks, yang banyak nongkrong generasi muda (apa karena ini Myeongdong), tapi di Sbucks samping Katedral (seberang Cats Kidston) penuh dengan pekerja yang ingin menghangatkan diri di waktu istirahat sampai tiga lantai penuh euy.
Makanan yang disajikan kue-kue standar starbucks. Wifi gratis tersedia. Tempatnya cukup luas. Service oke. Mbaknya tidak menanyakan nama kita jadi kita akan dipanggil sesuai pesanan (jadi harus dengerin banget). Jadi bayangkanlah sbuks penuh kayak gitu semua orang ngantri di depan meja tempat pengambilan! Ini mah bukan tempat kopi fancy tapi tempat pengambilan sembako =__=.

Aku sendiri menyempil dipojokan dekat dua orang bapak-bapak bersyall yang sibuk membicarakan bisnis sambil mengantri kopi panas mereka. Aku pasang mata dan pegang struk, soalnya pronounciation orang Korea juga susah dimengerti.

Saat pesananku datang aku sampai tanya dua kali ini bener enggak pesananku sambil nunjukkin struk, karena mereka nggak pakai nama gitu (tapi ada label sih).

Semua orang ngantri di depan meja tempat pengambilan! Ini mah bukan tempat kopi fancy tapi tempat pengambilan sembako =__=.

(-) Tumblrnya tidak lengkap dan sejujurnya aku kurang suka banget sama desainnya (ini pandangan pibadi), maka aku nggak jadi beli dan ada seorang teman namanya Yoga juga, nitip tumblr nggak kubelikan karena desainnya kurang apik.
(-) di Korea orang yang minum / makan sendirian akan terlihat seperti loner gitu (yang mereka anggep kasian). Pas pertama kali hinggap minum Oat Latte sendirian banyak yang liatin aku. Kasian amat itu Oegug-in (foreigner-red) minum sendirian, mungkin itu pikir mereka dalam hati. Mana dengan polos dan cueknya aku ngumpulin bill dan ngais-ngais dompet diatas bench panjang yang emang di desain buat orang yang minum sendiri itu, akibat tidak terarah belanjanya dan asal bayar, jadi banyak receh, jadi kalo kubilang ngelus duit disitu, bwkakaka. Aku sih nggak sadar, cuma setelah aku selesai ngelus duit, kok banyak yang liatin ya. Hahhaa baru sadar, itu karena aku sendirian kayaknya, mungkin karena pake kerudung juga jadi keliatan orang asingnya.

Tapi kalau kalian cuek, tancap gas aja sih. Aku juga bodo amat sih, lagian what is a sense of eating together if the purpose is to chase away the loneliness ? *ceileh *campaignernya keluar

Kalau kalian mencari kopi versi hemat, di korea banyak yang jual kopi siap seduh gitu. Jadi kalian akan dapat gelas + es dan kopi di plastik kecil. nanti kalau mau minum tinggal dimasukkan di plastik itu ke gelas + es tadi. Kreatif dan cukup affordable.


2. Korean Street Food & Snack lebih Jempol dari Jepang ?

Fakta! Sebagai orang Indonesia, makanan Korea jauh lebih enak-enak di bandingkan di Jepang. Mungkin kalian yang sering nonton drama / reality show Korea sering lihat makan di gerobak alias food stall kayak teobboki / makan fish cake.

Street food & snack yang kumaksudkan disini juga termasuk kue-kue basah yakk. Tidak termasuk ciki, cikinya kita bahas di poin 3.

Sebenernya di Jepang banyak juga kok jajanan / street foodnya (nggak banyak banget sih) mungkin seperti Takoyaki, dango, es krim (masuk street food nggak tuh ya) dan lain-lain. Tapi menurutku pribadi Korean Street Food way much overwelming.

Korean Street Food :
+ Lebih murah  = Harganya berkisar 1.000 won (12ribu) / pieces
+ Rasa enak (lebih kuat, mungkin karena orang Indonesia)
+ Fancy (alias makanannya inovatif banget)

Japanese Street Food & Snack
Dango yang dimakan Anko *karaktor Naruto* yang rasanya ternyata.... nggak ada. Kayak cimol manis dikit wakakakak

Kue yang mirip cenil dikasih bumbu kedele. Yang ini enak :33 diskon 30% kalo belinya udah sore.

Dorayakinya doraemon. Isinya kacang merah, lembut banget dan enak.

This is my favorite : mochi dengan kinako powder kali ya (asal tebak)

Another fave : Mochi mizu (jadi dia mochi bening sebelum kinako powdernya dilumurin). Melted in mouth dan rebutan makan sama abi sampean hahaha.

Dari semuanya, yang paling kusuka adalah Mochi Mizu (Tulisannya gitu), kalau aku cari di internet banyak yang tulis "Mizu Shingen Mochi" atau "Japanese Raindrop cake" karena emang mochinya bening, dengan bubuk kedelai (Kinako Powder), cara makannya tinggal dilumurin mochinya ke bubuknya dan hap, melted in mouth banget.

Harga kue-kue ini bervariasi dari 200-500 yen-an (30-60ribuan).

Beli dimana ?
Karena di Jepang gak ada mamang-mamang di jalan, maka ini beli di supermarket (mirip giant gitu) deket Apato (apartement-in Japanese) Nyuchan. Kalau udah sore biasanya ada sale ditandai dengan stiker merah. Kami kan berangkat sekeluarga, tinggal di apato pula, maka kami masak dong..

Kalian tau kan kalau ENFP itu adventurous, jadi saya suka maksa-maksa ibu saya buat beli ini-itu. Nyoba ini-itu. Kayaknya enak ini-itu sampe kakak saya kadang khawatir karena bisa aja kan yang dibeli nggak halal.

Soal coba-coba ini ada cerita lucu. Saya maksa sore itu mau cobain puding untuk dessert. Seperti kita ketahui kalau Jepang ini adalah negara masternya fuwa-fuwa things. Jadi puding itu terlihat menggiurkan dan fuwa-fuwa dan ada diskon untuk dapat 3 pcs sekaligus. Puding itu dilengkapi dengan flanya pula! Tampak seperti ini :
Tampak seperti puding dan gulanya bukan ?

Dengan semangat saya masukkan kulkas dan pulang dari Nagoya keesokan harinya saya makan dengan lahap. TENG!! Apa yang terjadi rasanya kecut kayak tahu basi dicampur dengan cuka tanpa ada rasa gula sedikit pun.... Saya pun langsung muntah-muntah enggak karuan rasa mualnya.

Dari situ saya ambil pelajaran untuk tidak mengulangnya lagi ... Hahahhaa tapi pelajaran itu tidak ngaruh sih karena core saya adalah seorang explorer. Tapi cukup tau aja itu bukanlah puding, bukanlah kembang tahu dan mungkin something fermented dan mungkin yang diplastik itu cukanya sis. Kalau nggak mencoba sesuatu, bukankah kita tidak punya cerita ?


Korean Street Food & Snack
Saking daebak (*keren dalam bahasa korea)-nya snack korea saya melewatkan makan-makan besar dan melupakan itaewon for good demi mencoba semua street food (Yaa belum semuanya sih).

"Makanan korea enak-enak" itu yang pertama kali di kasih tau Dian ke saya sebelum berangkat bulan Agustus 2017 yang lalu. Dian yang lebih dulu ke tanah dimana Kim Jaejoong dilahirkan untuk conference itu memberi saya beberapa advice makanan yang harus dicoba.

That Language Barier
Tantangan terbesar adalah mencari makanan yang halal dan kasih tau ke penjualnya yang nggak tahu bahasa Inggris kita mau yang halal.

Saya membuat daftar untuk ditanyakan terlebih dahulu seperti bahan-bahan yang tidak bisa saya makan. Karena kebanyakan ahjumma (**nenek dalam bahasa korea) nggak bisa bahasa Inggris.

Akhirnya saya fasih untuk bertanya, "Dwijegogi andwe yo" (Jangan babi). Agak absurd sih, tapi lihat kerudung kita dia akan kasih tau itu ada babinya atau nggak. Suatu hari temen saya udah hampir gigit pancake yang katanya isinya bean, kemudian saya dengan polosnya tanya.

"Imo, igo, dwijegogi ?" (Tante, ini *sambil nunjuk pancake, babi ?)
"De!" (Iya!)

Temen saya gak jadi beli. Makanya tanya dulu kata saya. Terus dia bilang,
"Kata dia tadi ini bean atau kacang"
"Tetep aja tanya dulu"
"Gak bisa bahasa korea", katanya desperate.

Salah satu travelmates saya yang malas banget mau bilang bahasa korea akhirnya mengeluarkan sign universal yaitu "No Pork Sign". Kalian tinggal ngider sambil membawa sign itu, pasti semua paham kok. Butuh fotonya ? Klik disini.

Sejujurnya di Korea pork dan alcohol is evrywhere like dust. Dari pada Jepang sih. Dikit-dikit kubisa melihat usus babi -___-. Buat yang bisa menikmatinya enjoy..

Can you see that sausage thing ? Hahahaha >___< pertama kali liat secara live jadi eike agak shock. Katro ya, maklumlah ya gapapalah ya. 

Ada sundae diantara toppoki (kiri merah) dan oden (kanan)


Dongdaemun &  Myeongdong Street Food
Pertama kali ke dongdaemun ngider dalam kondisi perut lapar dan suhu 7 derajat pasti bayangannya makan sup sambil ngopi anget. Tapi lihat food stall dimana-mana kami langsung mengurungkan niat untuk makan besar.

Aku juga bolak-balik Myeongdong salah satu motivasinya adalah ngemil street food 1.000won-an. Tipsnya kalau kesini mau jajan, jajanlah dengan perut kosong, siapkan receh dan datanglah sore hari.. soalnya kalau pagi kesini babangnya belum buka yaa mirip babang penjual sate madura deket perempatan puskesmaslah, tapi kebanyakan yang nggak kepoto dan akupun gatau namanya apa, jadi maafin and enjoy the pict yaaa...
Snack, yang keliatannya fancy. Tapi ini sehat. Ini buah!

Gimbab 1.000 won-an. Veggie (nggak menggunakan daging apapun)
Dikasih diskon dan ramah banget sama foreigner ini ibu bosnya. Makan di depan ibu bosnya. Sayangnya nggak disediain tempat duduk. Minum dan sup (kayak kaldu), sambel gratis

Gorengan! Dan kebetulan nggak ada yang isi daging. Jadi ini kayak ubi goreng, bakwan goreng, ikan goreng, cumi-cumi, kepiting goreng yang super endes.

This is how they serve you. Yang di kap kecil adalah bumbunya, yang menurutku asem banget aku gak suka.

Beli minuman hangat juga ada.. dan ini kayak infuse herbs gitu. Dari Indonesia sakit tenggorokan dan minum infuse gingseng langsung baikan. Sayang yang jual jutek banget. Mana ada oppa-oppa ini senyum, bilang kamsahamnida (makasih bahasa korea aja kita yang beli yang bilang!)

Egg bread yang hanya bisa kulihat di youtube dan RASANYAA SUPER ENAQUEEEEEEE. Tak bisa diungkapkan. Jadi ini ada roti bentuknya oval diatasnya ada telur dan keju yang super melted in mouth. Di Indonesia gak ada yang kayak gini percayalah.

I eat it! * narsis * saking enaknyaaa *di suatu siang di suhu 12 derajad bocah diatas tetap alay
Oden dengan kuah super enaak. Pas banget buat menghangatkan badan.

Udah gak perlu diceritain, disini enaknya itu menurut aku rasanya pada nendang banget, tapi bukan gula atau micin yang kuat gitu. Dan mereka suka pakai resouces dari laut misalnya kepiting goreng, di Indonesia dijual dijadiin gorengan gitu gak ada kan ? Hahhaa.

Untuk di Myeongdong sendiri yang halal ada logonya gede-gede "HALAL" no worries dan penjualnya bisa bahasa Inggris kok.

Untuk kamu yang ke Dongdaemun, ada fish cake (oden) yang super enak yang gurih banget di seberang DDP (Dongdaemun Design Plaza), aku udah coba dimana-mana gak ada yang seendes disini. Untuk teoppoki sendiri aku nggak nyoba karena pada dicampur babi semua (mayoritas) jadi aku gak berani sama sekali hehehe.

Kalian bisa juga snacking di pasar seperti Kwangjang Market.
Kwangjang Market sering didatengin Running Man nih, kalau Running man Lovers pasti tahu.
Gorengan 

Teoppoki

Oden (Fish Cake), kuahnya sedaap


3. Makan Berat Korea vs Jepang
Kalau di Jepang karena nginap di apato, makanya kami masak jadi jajan cuma beberapa kali saja. dan makanannya melulu udon (mi dingin) dan goreng-gorengan.

Beberapa kali makan di foodcourt dan modelnya self serve. ambil sendiri, bayar sendiri, bersihkan sendiri sisa makanannya kalau ada tumpahan ada tisu basah lap sendiri. 

Dan food courtnya bersih banget. Andai di indonesia begini* *lagi mikir* *mikir keras*
Ini di restoran yang cukup fancy di Kyoto. Harganya berapa ribu ya kalau nggak salah sampai 3.800 yen (400 ribuan)/ porsi.
yang mirip pentungan itu kayak ikan goreng. Minumnya yaitu ocha, tidak manis yak, gratis refill * ala hanamansa




Macam-macam tempura & onigiri beli di foodcourt. Satu buahnya kalau nggak salah 100-200 (10.000-20.000 rupiah) yen apa ya aku lupa
Karena orang Jepang kayaknya tempura mania, apa saja digoreng termasuk kubis dan taoge (mirip bakwan) di foto diatas. Rasanya sedikit guring & ngga terlalu plain.

Uniknya waktu kita makan udon, orang Jepang suka banget makan sambil di sruput kuat-kuat, kayak dihirup gitu. Kalau orang Indonesia mungkin mikirnya kurang sopan, tapi untuk mereka itu sepertinya cukup sopan.

Untuk minum sendiri nggak ada es capcin, es teh tarik, soda gembira kayak di Indonesia, ada teh dan air putih, sama mungkin beberapa jenis lainnya kali ya. Tapi jangan salah ya teh disini mirip jawa barat, nggak pakai gula.


Makan Berat di Korea
Karena di korea saya banyak jalan banget, jadi makanan yang dimakan sungguh amat sangat bervariasi. Dari segi rasa & jenis banyak yang saya coba ,

Apakah makanan di korea lebih enak dari di Jepang ?
Jawabannya. Tergantung. Relatif. 
Ada beberapa variabel yang menentukan :
1. Siapa yang makan ? (picky / nggak )
2. Dimana dia makan ? (beda restauran beda rasa bo, sama lah antara mie goreng buat sendiri dan mie goreng buatan abang burjo)

Karena sepengalamanku, ini ada dua makanan yang set-coursenya hampir mirip, dan rasanya beda jauh =__=.
Enak banget ini seger tanpa bumbu apapun udah nggak paham lagi

Nggak tau namanya apa yang jelas : kimchi + nasi + ayam + kubis dimasak sampai berkerak (item) dan keraknya itu enak banget 

Bulgogi (!). Dagingnya lembut parah, kuahnya gurih banget. 

Ikan panggang dengan side dish ala korea yang sellau lengkap. Kalau kalian perhatikan ada bowl aluminium disisi-sisi itu isinya adalah nasi. Ini kami makan saat pulang dari Nami Island. Disini semua side dishnya bisa dimakan. yang punya dulu pernah kerja di Indonesia jadi bisa bahasa Indonesia. dan restoran ini adalah restoran halal.

Pertama kali makan gurita mentah yang masih hidup, suprisingly enak! Cuma di susah diambil pakai sumpit dan uget-ugetan dalam mulut.

Kesampean makan Samgyetang. Alias Korean Chicken Gingseng! Dari bandara udah nazar sama travelmates harus makan ini. Rasanya ? Plain alias nggak ada. Tapi tersedia micin supaya ada rasanya (bubuk putih bawah). Tapi supnya seger beneran karena mungkin dimasak dengan gingseng. Ayamnya halus banget kayak melted gitu di mulut.



Uniknya makan di Korea
Uniknya makan di Korea adalah :
+ Selalu ada side dish yang akan mereka kasih secara cuma-cuma... Ada yang enak ada yang nggak enak, rasanya tergantung yang masak. Waktu di Jeju aku gak bisa sama sekali minum miso soup ataupun makan makanan pendamping ini, tapi pas di seoul malah jagoan ngabisin, kecuali kimchi aku tetep gak doyan.

+ Varian minuman cuma satu : air putih. Nggak ada cerita apapun makanannya minumannya teh botol sosro. HAHAHHA. Sampe temenku geleng-geleng karena dia kangen makan sambil minum capucinno blended *ngakak. Yang ada paling soju atau alkohol ya... hush.

Dan uniknya lagi, air putihnya di taruh di semacam wadah gitu kayak di warteg & kita akan dikasih gelas pendek, kadang-kadang gelasnya dari kertas.
Maafkan saya karena blur. Tapi keliatan kan ada botol hijau ? itu adalah wadah air minumnya. Suasana makan chicken yang terkenal dan emang endes banget sih..


Kali ini dalam pemversusan makanan Korea jauh lebih unggul dibandingkan jepang, kalian setuju? Selain itu karena jelas nggak terlalu affordable juga sih JP *maklum traveler budget tipis sih.

See ya!

3.75 D
Makan sup di suhu 11 derajat & suhu 20 derajat rasa supnya berubah. Tanya kenapa ?
Jawabannya gampang sih, ada rasa syukur lebih terkumpul di ujung tenggorokan kalau minum di suhu 11 derajat.  Rasa syukur itu karena secara sains bla... bla ...

Makanya sama Allah disuruh sering menjelajah bumi. Mungkin salah satunya to feel that sensation
The sensation that all you got is enough dan biar kemampuan kognitif yang selama ini jadi co-driver jadi nyetir juga setelah lihat bumi dari sisi lain dan perspektif yang lebih luas.




Jumat, 15 Desember 2017

Strolling Around South Korea : Jeju Island Day 1: Hiking to Seongsan Ilchubong

Let me explain the details kenapa Jeju Island worth that hype ...
But this time, it will be much more slower ya. Check it out!

Seongsan Ilchubong 

(성산일출봉)


284-12, Ilchul-ro, Seongsan-eup, Seogwipo-si, Jeju-do

제주특별자치도 서귀포시 성산읍 일출로 284-12



Tentang ...
Seongsan Ilchubong adalah ex Gunung api atau ilmiahnya "Kerucut Piroklastik" atau lebih familiar disebut "Kerucut Abu"/tuff cone" dengan tinggi 90 meter dan diameter 600 meter yang terbentuk  karena aktivitas hidrovolkanik tipe Surtseyan (erupsi yang terjadi pada laut / danau yang dangkal) *seketika blog ini berubah jadi nasional g#ographic wakakak. Susah ya, intinya mirip cekungan/ceruk sekaligus puncak gunung yang asalnya dari bawah laut, meupakan hasil "Erupsi hidrovolkanik" lebih dari 100.000 tahun yang lalu.

Seongsan Ilchubong kalau dilihat dari udara sekelilingnya terdapat batu-batuan tajam banyaknya 99 buah (enggak ngitung sih jadi kalau salah ya maap) sehingga terlihat seperti mahkota. Bagian utara dan tenggaranya adalah jurang, bagian baratlautnya adalah bukit ber-rumput yang menuju Seongsan Village. Bagian puncaknya dikelilingi dengan bunga Canola yang bagus dan instagramable banget

kalau lagi musim semi sekitar April-Mei.

Seongsan Ilchubong dari udara :
Sumber Bisa dilihat bahwa desa kecil di bagian pojokan adalah Seongsan Village. Cantik banget kan

Tuff cone sendiri adalah salah satu bentuk dari bentuk-bentuk kerucut gunung volkanik. Macam-macam bentuknya ada Stratocones, Spatter Cones, Tuff Cones dan Cinder Cones (kalau penasaran bisa cek disini).

Supaya lebih gampang, mungkin bisa lihat ilustrasi bentuk-bentuk gunung api berikut ini :
Sumber : Volcanoe world - Oregon State University. 

Kepo soal Tuff Cone (agar posting ini sedikit berafedah) ada di gambar diatas nomor 3 pada gambar ini. Sedangkan gambar lainnya adalah contoh bentuk-bentuk gunung api lainnya. Bentuk-bentukan ini tergantung banget dengan rasio antara magma dan air. Kalau rasionya ada ditengah banyak maka akan terbentuk tuff ring / tuff cone. Intinya adalah, ketika kalian kesini, kalian sedang menikmati karya Yang Maha Kuasa ratusan tahun lalu, which is gak semua tempat ada.


Contoh tuffcone lainnya di muka bumi ini :
Diamond Head, Hawai, berikut penampakan diamon head. Kalau diamond head diameternya jauh lebih besar dari Seongsan Ilchubong.
sumber

Kalau ada yang tanya di Indonesia ada nggak ya ? Jawabannya sejauh yang saya cari nggak ada, CMIIW ya tapi (silahkan komentar bagi yang menemukan dan saya pun bukan orang geologi jadi maaf ya kalau salah :p).

World Natural Heritage
Seongsan Ilchubong disebut world natural heritage karena menurut UNESCO walaupun tuff cone di dunia ada banyak, tapi cuma satu "Hydromagmatic volcanoe" yaitu Seongsan Ilchubong yang well-preserved (dijaga dengan baik) dan memiliki struktur bagian dalam yang bermacam-macam menurut para ahli pegunungan. Karena bagus & juga bernilai saintific ini maka label world natural heritage ini ada.

Di Seongsan Ilchubong ini terdapat 6 spesies langka diantaranya : Crypsinus hastatusNeofinetia falcata Aeginetia indica, Orobanche coerulescensArisaema heterophyllum and Glehnia littoralis.

intip spesies-spesies langka :


Crypsinus hastatus (yang ini daku melihatnya)
Neofinetia falcata lebih dikenal dengan Furan (Japanese wind orchid), sudah banyak di kembangbiakkan karena bentuknya yang unik & cantik. Sayangnya saya nggak menemui spesies langka ini.


Aeginetia indica --> akarnya digunakan untuk obat. katanya di gunung2 pedalaman India juga banyak. Tetapi spesies ini penting di Korea Selatan, karena uniknya tanaman ini cuma bisa ditemuin di sini.


How to get there ?
Jika kalian pergi menggunakan tur/travel maka kalian bisa langsung meminta itenarynya sebelum keberangkatan. Kalian tinggal duduk manis biasanya travel akan menyewakan bus / mobil.

Kalau kalian pergi sendiri, checkidot~
Pesawat
Suasana Jeju International Airport (CJU)

Detail keberangkatan dengan pesawat: Dari Jakarta flight menuju Incheon International Airport (Seoul), maka kalian harus transfer ke Gimpo Airport, kemudian beli tiket penerbangan dari Gimpo Airport ke Jeju Airport. Kalian bisa pakai maskapai Jeju Air, Jin Air, Eaststar, Busan Air (kalau kalian dari Busan), Korean Air atau Asiana. Tips untuk booking sendiri bisa cek di thread trip advisor berikut.


Inside the local airlines

Aku sendiri menggunakan Jin Air dari Gimpo menuju Jejunya. Kalian jangan khawatir nggak boleh bawa makanan dan minuman, disini seperti penebangan lokal biasa. Menuju konter maskapai untuk check in dan menyetorkan bagasi, tapi ingat! Tidak boleh ada baterai apapun dalam tas yang akan ditaruh ke bagasi. Mereka akan cek lagi dan kalau terdetect maka tas kalian akan dibongkar untuk menegluarkan baterai tersebut. Contoh baterai : baterai kamera dan power bank. Baterai2 ini harus selalu di kabin dan aturan ini strict sekali.

Travelmates saya kelupaan saat pulang menaruh power bank di bagasi, dan apa yang terjadi ? dia didatangi pramugari untuk minta kunci kopernya. Kemudian kopernya di bongkar dan powerbanknya di ambil. Beruntungnya tidak ada yang hilang (aman), yang sial adalah ada traveler lain dari Thailand yang tidak memberikan kunci kopernya sehingga kopernya dibongkar dan keluar dari konveyor dalam keadaan tasnya rusak. Jadi peraturan ada bukan untuk dilanggar!


Sial adalah ada traveler lain dari Thailand yang tidak memberikan kunci kopernya sehingga kopernya dibongkar dan keluar dari konveyor dalam keadaan tasnya rusak. 

Diatas pesawat ini seragam pramugarinya menurut saya kalau di Indo unik dan kurang lazim. Pramugarinya menggunakan celana jeans dan baju kemeja warna hijau yang dimasukkan dalam celana dengan sabuk hitam, lengkap dengan topi hijau garis putih dan jepitan berbentuk kupu-kupu di bagian belakang. Jepitan ini adalah lambang Jin Air. Mbaknya begitu cantik, mancung, mulus, tapi lagi-lagi ketika senyum atau bicara ujung hidungnya tidak bergeming... ah filerisasi jika saya tidak salah duga :".

Dapat teh tapi tawar ya. Di dunia ini yang minum teh pakai gula bukan sebagai add-on kayaknya cuma orang Indo.
Dan ini teh gandum yang buat tenggorokan saya sakit bukan main.

Bus & Transportasi umum
Selanjutnya kalian bisa menggunakan transportasi umum seperti bus. Dikutip dari Jeju organization travel blog mulai Agustus 2017 terjadi perubahan rute & nomor bis jadi kalau kalian cari2 di website how to get there tetapi publicitynya sebelum tanggal itu, maka kemungkinan informasi tersebut invalid.

Kalian bisa download map untuk rute bis yang baru diwebsite ini, gampang banget pasti bisa. Sekarang transportasi umum di Jeju lebih baik dan pastinya nggak perlu takut lagi kalau mau kesana tanpa travel.

Rental mobil, dengan atau tanpa driver
Rental mobil di Jeju banyak banget dan sangat bervariasi untuk model sedan 1-4 orang kena charge sekitar 159 USD (Sekitar 2 jutaan) untuk 9 jam sudah termasuk driver, bensin, makan driver dan uang toll belum termasuk tiket masuk. Untuk model van (5-8 orang) sekitar 210 USD (2 juta 8ratus ribuan), kalau kalian bisa nyetir sendiri dan punya sim internasional kalian  bisa juga sewa mobil tanpa driver, cukup 32 USD saja per harinya. Biasanya untuk rental kalian bisa dijemput di hotel / langsung di bandara dan bapak-bapak taksinya bisa bahasa inggris. Kalian bisa booking dari bandara, tapi aku sarankan kalian booking sebelumnya via internet di Trazy, karena kalau booking sebelumnya rasanya lebih murah dan pastinya bapak-bapak drivernya bisa bahasa Inggris kekekek. Trazy ini website ini traveler friendly & trusted banget. Klik disini.

Opsi lain, ikut dalam grup kecil
Kalau kalian berangkat dengan grup kecil, otomatis mahal untuk sewa mobil, maka kalian bisa ikut dengan tour dengan van yang juga ada itenary ke seongsan ilchubong ini cukup 67 USD saja perorang untuk satu hari, seperti paket ini.

Kelebihannya kalian bisa bertemu dengan orang-orang baru yang pastinya kalau aku pribadi sih seneng banget bisa sharing-sharing dan nambah temen gitu. Karena traveling is not about the place, its also about the people. For me when travel... friend doesn't matter but people matter. Alias ku cuek aja ngeloyor sendiri (bukan tipe bees yang harus rame-rame dan menempel dengan orang *yap thats the perks of being ambivert), tapi sharing dengan orang-orang baru dan local is really fun, we gain new friend, hearing new stories, belajar banyak hal dari orang-orang yang gak pernah kita tahu sebelumnya ada di muka bumi. Malah bahkan ketika jalan sendirian, kita akan lebih kenal dengan diri kita sendiri dan betapa bosoknya kita (hahaha), karena kalau ada temen kita suka bergantung gitu dan suka ngeselin tapi gak sadar. Jadi kalau kalian solo travel, get some courage and minggle lah :). Rasulullah bilang kan ketika kamu mau tau sifat asli orang, pergilah dengan mereka (perjalanan gitu) and they true colour will show, and thats really true. 

Kalau malas untuk ikut grup tour, bagi kalian pecinta kebebasan ada tipsnya biar hemat, ambil tiket hop-on hop-off bus yang bisa digunakan seharian penuh cuma bayar satu kali yaitu sekitar 10 USD (135.000 rupiah) bisa cek disini.

Aku gak di sponsori Trazy kok, cuma dia trusted sih sepanjang yang kutahu. Jadi for newbies out there hope it will help. Sebenarnya banyak paketan lain kok yang ditawarkan misal oleh Trip advisor atau website lain, kalian bisa ketik di google "XXX land tour" XXXnya kalian ganti Jeju atau yang lain nanti akan keluar banyak banget land tour. Bisa juga kalian minta tolong di penginapan kalian untuk membookingkan land tour, biasanya di hotel/penginapan akan ada banyak flyer bertebaran untuk land tour, walaupun dari sepengamatanku lebih mahal dibanding yang di booking dari website sebelumnya misalnya di Trazy / Trip Advisor tadi.

Bebas Visa
Sekedar info kalau orang Indonesia bebas visa untuk masuk ke Jeju, tapi perlu diingat cuma Jeju saja kalau mau ke Seoul harus pakai visa. Tapi pasti banyak yang mikir, gimana caranya kalau harus keluar Incheon dan transfer airport ? Nah kabar baiknya. Kalian bisa ke Jeju langsung dari Indonesia dengan :
1) Lewat hongkong (jadi rutenya : Jakarta --> Hongkong --> Jeju). Kamu bisa naik beberapa maskapai seperti HK Express atau Chatay Pasific.
2) Lewat Kuala Lumpur. Mulai 12 Desember Air Asia membuka rute KL - Jeju. Sehingga rutenya adalah (Jakarta --> KL --> Jeju). Dan ke KL sangat affordable, jadi sebelum rutenya tutup kuy lah rame-rame ke Jeju.



Seongsan Village dari jauh

What to do?
Pertanyaan ini paling sering diajukan orang, kalau udah sampai sana njuk ngopo ?
Oke jadi ketika sampai kalian akan masuk ke area seperti padang rumput yang luas dengan tangga-tangga yang tinggi, silahkan hiking sampai puncak jika kalian suka hiking. 
Silahkan hiking bos. Nice view, kan ?

Sebelah kanan hamparan rumput, sebelah kiri tebing dan bawahnya laut. Makin naik, pemandangannya makin fantastis. 


Dan waktu aku pergi anginnya kencang banget antara bahagia atau petaka sih. Seumur hidup aku belum pernah menemui angin sekencang itu. Aku bahkan seperti mau terbang keseret angin. Masuk kalian membutuhkan tiket, jadi beli dulu ya... kemudian naiklah. 
Beli tiket, buat yang mau naik baca dulu precautionnya.

Kalau kalian kesini nggak bawa kamera yang bagus atau minimal tongsis untuk foto maka kalian mengalami kerugian yang besar. Buat kalian yang suka foto tempat ini bagus untuk foto-foto.

Instagramable lah... if you live for instagram wqwqwq

Aku sendiri banyak jepret tapi banyak yang blur karena aku tremor berat gak bisa nahan kuatnya angin. Poni dan kerudung udah super nggak bisa di kondisikan. Tapi jujur kena angin begini lepas stress juga. Sekaligus stress juga karena saat itu 11 derajat dan saya hanya pakai coat tertipis yang saya punya (karena suhu di jeju lebih hangat dari pada Seoul dan saya mikirnya mau hiking), jadi ibarat es batu dihembus-hembus ke pipi *lebay kebiasaan.



Capek foto dan hiking kalian bisa cari makanan dan minuman serta sovenir yang ada di dekat area parkiran. Banyak yang menjual kerajinan dan juga minuman jeruk jeju yang super famous sampai di Indonesia pun di endorse oleh Joshua Suherman. Seger, tapi menurutku jeruk adalah jeruk dan selamanya menjadi jeruk tidak akan terasa seperti es kopi yang saya cintai itu. 

Karims review :
Kalau aku sendiri suka tempat ini! menurutku pribadi ini adalah tempat terbaik buat chillin, jadi sambil lihat laut dari atas atau liat hamparan padang pasir berbatasan dengan laut & kota, badan dihembus angin, kita bisa merefleksikan dunia dan isinya, mana suasananya cerah tapi nggak panas sama sekali. Banyak orang yang berdiri sambil lihat laut sekedar untuk chillin. Walaupun kegiatan itu bisa kita lakukan dibanyak tempat (dan menurut orang gak berfaedah keleus), tapi buatku pribadi yang suka memikirkan bumi dan isi perutnya ini, this is such a cool experience sampe-sampe hampir ketinggalan rombongan. All the intuitive and philosophical thinker will understand it.

Are this place worth the hype ? Yes
Cocok untuk traveller: Yang mau chillin, suka hiking, suka panorama alam, suka nature experience, suka fotografi


3.75 Dioptri
A warm hug from the ocean, sending by the wind.
Seongsan Ilchubong, 22 Oktober 2017