Senin, 12 Desember 2022

Desember 2022 : Year Wrap Up - Pelajaran Hidup

Jadi gua bener-bener mau nulis ini, lebih untuk gua sendiri sih... Udah beberapa kali gua tenggelam dalam pemikiran gua sendiri, dalam perjalanan-perjalanan gua merenung dan merenung tentang kehidupan (dasar si paling filsuf), dan gua mau nulis ini sebagai catatan buat diri gua sendiri dan mungkin anak gua, kalau gua punya di masa depan.

Beberapa "Ilmu" yang gua serap dalam perjalanan-perjalanan gua, akan gua tuliskan berupa poin-poin. FYI ini pemikiran gua doang ya, kalau ada orang ga setuju, maka kembali lagi ke pemikiran masing-masing. 

1) Rangking-rangkingan adalah trik marketing.

Kalian pernah lihat rangking-rangkingan? Iya itu sebagian besar sebenernya menurut gua adalah trik marketing. "Shampoo nomor 1 di dunia" "Universitas nomor 1 di dunia (versi webometriks - alias kriterianya dari visit website)". Ngga semuanya bodong, tapi jangan berfikir ketika kita ada di yang nomor satu atau menggunakan produk yang nomor 1 itu, kita akan "aman" semua akan "woww", karena orang lulus Harvard ada juga cari kerja susah, dan yang pake shampoo nomor 1 juga ketombean. 

Jadi setiap orang pasti yang nomor 1 bagi mereka beda-beda, sesuai kebutuhan. Ngga ada yang salah untuk milih shampoo Mercadona murah yang ga pake rangking-rangkingan kalo rambut jadi kinclong badai. 

Kalian tau beberapa Universitas rangking tinggi untuk program master satu kelas isinya 200 orang.. ya kalo kalian yang kuat jadi spesialis sekelas isi 200 hebat, kalo gua wadidaw jiwa gak mau (apalagi kelas yang butuh praktek). Jadi pada akhirnya kita tahu bahwasanya itu jadi bisnis. Lulusnya sih keren ya, cuma belajarnya kadang ga tau. Makanya dibilang sekarang kita inflasi gelar, salah satunya karena itu. 

2) Global Warming itu Beneran

Jadi negara terutama 4 musim bener-bener terdampak sama global warming woy. Serem banget tiba2 di Bulan April pertengahan gua ke Paris dan ke Sacre Cour tiba-tiba turun salju. Naudzubillah dingin banget gua kek mo meninggoy rasanya. Terus pas gua ke Rotterdam, Ya Allah beneran parah banget cuacanya. padahal April harusnya masuk Spring. Di Italia sempet gak hujan selama lebih dari 100 hari pas musim gugur yang harusnya hujan terus. Sampe gagal panen padaan. Jadi parah banget sih kerasanya kalo tinggal di Eropa. Temen gua bilang "Keknya udah ga ada lagi yang namanya musim deh". Saking semrawutnya. 

3) Namanya manusia semua sama aja

Kalau kalian berfikir orang yang hidup di negara2 barat lebih daripada kalian, gak betul sama sekali sih. Yang beda mungkin sistemnya. Beberapa kota2 di negara2 di Eropa justru kondisinya lebih parah dari Indonesia. 

Kita lihat pengendara di Eropa kayaknya sopan2 tapi gak semuanya, ditempat yang macet pasti gak sopan juga (ga mendahulukan pejalan kaki) misalnya kayak Roma, Napoli sampe dibilangin sama orang setiap mau kesana "Mind your life" saking brutalnya pengendara disana, tapi kalo yang gak macet pasti sopan. Jadi sebenernya tergantung sistem dan lingkungan. Kalo Indonesia gak macet pasti dahulukan pejalan kaki juga. 

Kalau kalian berfikir disini bersih, ngga juga ya. Yang jorok banyak, terutama pup anjing itu dimana-mana. Karena gak ada masjid yang gratis toilet, banyak orang kadang pipis sembarangan terutama homeless jadi kayak Barcelona itu bau pipis banget jalanannya. 

Sempet di Alicante mau sholat di taman tapi semeter dari situ ada pup anjing, temenku ampe, "Ya Allah rim kek mana ini". Gua bilang "Bismillah aja dah" saking dimana-mana banyak pup anjingnya.

Kalau image kalian semua negara Eropa itu kayak Swiss, nggak ya. LOL. Yang Swiss kayaknya ya Swiss doang. Cuma di Zurich atau Luxemburg kayaknya yang homeless atau gelandangannya dikit.

4) Gak Bisa Bahasa Inggris?

Banyak orang nge-jokes orang Indonesia gak bisa bahasa Inggris. Lah, orang Barat juga gak bisa dan mereka gak mau. Jadi jangan dianggap gak bisa bahasa Inggris sebagai suatu kekurangan. Kalau memang butuh, belajar. Kalau gak butuh, yaudah. 

Bayangkan hidup disini orang ngeliat kita bahasa Inggris mereka gak mau bantu, orang Indo setidaknya kalaupun gak bisa pasti mau bantu. Karena perang masa lalu juga mereka gak mau kalau orang bicara bahasa Inggris sama mereka. Makanya pas aku ke Portugal aku kaget banget karena semua orang bisa dan mau berbahasa Inggris. Aku gak menyalahkan mereka kan ya, masing2 negara pasti beda. Cuma justru kalo orang Indo dianggap terbelakang karena gak bisa bahasa Inggris menurut aku cukup lucu ya, orang barat yang katanya negara maju juga gak bisa dan gak mau (dan mereka gapapa, kenapa terus kita dianggap terbelakang (?)). 

5) Homeless Indonesia Lebih Baik (?)

Di Eropa banyakk banget homeless dan copet, aku sampe kaget. Aku berkali2 hampir kecopetan. Katanya mereka ngincer orang Asia karena dimata mereka orang Asia kaya. Kata temenku gara-gara aku pake aksesoris mutiara lombok yang menjuntai, jadi keliatan mencolok (padahal aku cuma punya satu bros ya itu doang XD dan gak seberapa mahal).

Rata-rata homeless Indonesia masih punya gubuk, tapi homeless disini beneran ga ada rumah jadi mereka kayak dorong kereta belanja yang isinya barang2 mereka. 

Pas aku di Roma, deket terminalnya banyak banget homeless tidur dan yang lebih sedihnya mereka pipis dikasur tempat mereka tidur, kadang kalo mereka punya anjing ya anjingnya juga pup deket tempat mereka, hufft nano-nano rasanya. Pas aku di Paris banyak homeless tidur di dekat tempat sampah yang tempat sampahnya penuh banget. Mereka ga punya tempat istinja, karena disini jarang banget tempat istinja gratis. Kalo di Indo at least masjid masih ada dan gratis, dan walaupun bedeng dan sepetakan masih ada geribik tempat bernaung. 

Ternyata yang mikir soal homeless Indonesia lebih baik bukan cuma aku doang, aku gak sengaja dengerin Podcastnya Turah dan Leonardo Edwin karena si Leo baru balik dari US dan Leo juga bilang hal yang sama tentang homeless di US yang ga punya rumah dan di Indo setidaknya lebih baik karena masih ada geribik. 

6) Sesuatu yang Berbeda? Hidup Kerja Santuy

Sebagai orang Asia aku jujur kaget banget lihat etos kerja orang Eropa yang sangat santuy, aku rasa karena mereka previledge banget makanya mereka bisa hidup seperti itu. Jadi aku super pusing karena mereka apa-apa bukanya siang, jarang ada yang 24 jam, ada waktu break siang yang panjang (semacam siesta dari jam 12 sampe jam 5 sore), banyak libur, dll dkk (Pengecualian beberapa negara kayak Jerman ama Portugal mereka kerja keras banget dan dari pagi toko2 udah buka). Mungkin mereka gak sadar kalau hidup mereka previlej dan super santuy dimata orang negara lain.

Beberapa temen aku berfikir kalau aku workaholic, tapi sebenernya engga. Ya, semua orang Indonesia seperti ini dan aku cuma orang Indo rata-rata, aku gak spesial. Kita semua bangun jam 05:00 bahkan banyak yang lebih awal kayak jam 04:00 atau 03:00 untuk tahajudan dulu. Justru kalo mulai hari siang, ya aneh orang ga ada yang se-siang itu, paling siang mungkin orang bangun setengah 7 kali ya, itu aja pasti gak sempat sarapan sama siap2 kerja pasti gedabrukan. Aku cuma mempertahankan yang udah aku lakukan lebih dari 20 tahun karena aku ga punya previlej seperti mereka. 

Salah satu yang kontrast banget yang aku rasain adalah kalau jalan sama orang Indonesia start jam 07.00 atau jam 08.00 biasa karena jam 05.00 pagi kita udah bangun wakakakak. 

6) Jam Karet!

Orang bilang orang Indonesia itu parah soalnya sukanya ngaret, jam karet! Weit Seit! Ternyata disini lebih parah (ngakak gak tuh), ini aku juga kaget sih. Karena ekspekstasiku orang negara maju bentukannya kayak orang Jepang atau China semua (karena aku udah ke dua negara itu dan mereka sangat disiplin dan pekerja keras). Ini juga ada pengecualian-pengecualiannya ya.. 

Tapi pas aku disini gile, setiap kuliah aku selalu datang yang pertama. Aku pikir kalau kuliah jam 10:00 tentu datang jam 09:45 atau 09:30 itu udah mepet, at least ada orang di kelas. Ternyata aku selalu yang pertama. Awal-awal di Italia, kelasnya bahkan belum di buka dan aku minta dibukain kuncinya. Akhirnya karena petugasnya tau aku selalu datang awal, akhirnya satu jam sebelumnya dibuka kelasnya. Ngakak banget kadang-kadang. 

Terus dosennya santai juga kalo ada yang terlambat. Ini kaget banget. Karena di Indonesia, di UGM dosen-dosennya disiplin bahkan kelasnya dikunci kalau terlambat. Kata dosen aku, kita harus hargai waktu. Ada kesempatan 3x gak masuk, kalau memang lagi gak bisa masuk, bisa gak usah masuk daripada terlambat. Tapi disini itu gak berlaku, jadi aku juga kaget. Mungkin beda budaya.

Jadi kesimpulannya, Jam karetnya Indonesia, lebih mending dari jam karetnya orang Eropa (ini ngakak sih). Tapi gak boleh ya guys, kita harus hargai waktu, karena yang paling mahal itu waktu. 

Jujur setelah tau mereka kurang disiplin, aku gak ada ekspektasi apapun (ini mengakak). Karena menurut aku pribadi, waktu yang paling penting. Ternyata orang Asia jauh lebih disiplin. 

7) Birokrasi dimana-mana sama aja

Kalau kalian mikir di Indonesia sering gak jelas dan birokrasinya lama. Disini sama aja. Yang lebih kocak adalah disini sering gak dicantumin dengan jelas persyaratannya, misal kita mau urus surat2 apa gitu gak dicantumin secara jelas dan gamblang apa kriterianya. Misalnya kalau di Indo daftar ulang perlu bawa A, B, C. Disini, kadang gak ada yang tulis. Kita harus tanya lagi apa kriterianya, kadang setelah dicek ada aja yang kurang. Yang ngalamin gak cuma aku, dan gak cuma di 1 negara Eropa doang tapi dimana-mana banyak yang gitu.

Pas aku daftar Padron (Statistik di Spanyol pas baru aja sampe) tiba2 ditanya bukti pembayaran rumah bulan pertama, ya gile untung aja aku ada bukti transfer dan aku tulis note kalau itu bukti pembayaran bulan September. Gak ada yang kasih tau kalau butuh itu dan gak tercantum dimana-mana. Harus tanya-tanya gitulah modelnya. Beberapa temen ditolak2 karena ternyata kurang ini kurang itu, masalahnya "Ini-itunya apa" God knows, ngakak banget. Ya, dimana-mana birokrasi sama aja. 



Udah segini dulu ya...

bersambung ...