Selasa, 22 Desember 2015

Minor Illness : Obesitas dan Overweight Part 1

Feeling chubby? Fluffly? Heavy?

mungkin sebagian orang akan mengatakan "kamu lucu kok, imut-imut, bikin gemes..." waitt... tunggu dulu, lakukan kalkulasi BMI dan ketahui apakah "lucu"nya dirimu itu berbahaya atau masih dalam batasan "sehat". Karena terlalu fluffly dapat menyebabkan gangguan jantung, komplilkasi, bahkan kematian. 
People said, "He's cute" but the weight is kill you slowly boy. :""). unless you loose some. you can do it, yeay! 


Apa itu Obesitas?

Obesitas adalah keadaan kelebihan berat badan di atas normal. Salah satu cara mengukur apakah seseorang mengalami obesitas atau tidak adalah menggunakan ukuran BMI (body mass index), yaitu menghitung berat badan dibagi tinggi dalam kuadrat (BMI = kg/m2). Pada umumnya, seseorang dinyatakan obesitas jika ia memiliki BMI sama atau lebih dari 27. Secara umum, BMI sebesar 30 atau lebih sudah mengindikasikan obesitas sedang sampai berat. Antara 27-30 dikatakan Overweight.

Perlu diingat kalau obesitas dan overweight itu berbeda yaa

Patofisiologi

Kelebihan lemak/protein dari kebutuhan harian akan menyebabkan lemak/glukosa/protein tidak dimetabolisme. Metabolisme glukosa berperan penting dalam mengatur penumpukan lemak, selama kelebihan kalori disimpan sebagai lemak dan kekurangan glukosa akan terjadi pelepasan lemak sebagai sumber energi. Individu yang obesitas mampu menyimpan lemaknya dengan mudah, namun tidak mampu melepas lemak ini atau membakarnya untuk  energi.

Sel Lemak

Selain ukuran yang meningkat, sel lemak ini juga bisa berkembang. Ini yang menjelaskan yo-yo effect
Ada teori yang menjelaskan mengenai perkembangan obesitas yaitu teori sel adipose yang menjelaskan bahwa apabila jumlah sel di jaringan adipose meningkat maka ukuran sel lemak juga meningkat. Selain ukuran yang meningkat, sel lemak ini juga bisa berkembang. Ini yang menjelaskan yo-yo effect, karena ukuran sel bisa mengecil, tetapi kita tidak bisa menghancurkan selnya. Seperti ilustrasi gambar dibawah ini:
Gambaran sel yang meningkat dan membesar saat obese, dan setelah diet



Ciri orang yang mengalami kegemukan:

1.      Lemah, cenderung terus mengantuk.
2.      kurang keinginan untuk aktif atau melakukan  aktivitas
3.      Berat badan bisa menjadi masalah
4.      Makan untuk menghilangkan stress, misalnya kesepian, frustasi, kebosanan.
           5.   Nyeri/ketidaknyamanan pada sendi yang menopang berat badan atau tulang belakang


  

Sasaran Terapi

        Lingkar pinggang < 100 cm untuk pria
       Lingkar pinggang < 87,5 untuk wanita
        Serum trigliserida , 150 mg/dL
         Kolesterol HDL > 40 mg/dL untuk laki-laki
       Kolesterol HDL > 50 mg/dL untuk perempuan
         Tekanan darah < 130/85 mm Hg
   .     Gula darah puasa < 100 mg/dL
       18.5> BMI <25

\       Berat badan turun 5-10% dari berat badan awal selama 6 bulan 

jadi kalau lingkar pinggang kalian >87,5 wahai wanita, kalian harus berusaha diet supaya lingkar pinggangnya dibawah itu.

cara menghitung lingkar pinggang:

1) Dengan tali/benang kemudian ditegakkan di mistar
2) langsung dengan meteran seperti gambar dibawah. Beli dimana? bisa di beli di toko alat tulis/toko jahit. kalau di Jogja ada di toko merah hanya 2.000 rupiah kalau nggak salah


       Terapi Non Farmakologi

1.      Modifikasi Gaya Hidup
Diet diantaranya adalah pembatasan kalori, perubahan proporsi lemak, protein dan karbohidrat dalam diet/asupan makanan, penggunaan zat tambahan makanan, serta perubahan frekuensi dan waktu makan. Mulai dari Diet Atkin hingga Diet Mayo, semuanya merupakan modifikasi gaya hidup

2.      Terapi Perilaku
Terapi perilaku diantaranya adalah modifikasi lingkungan, pola pikir, efikasi diri untuk selalu optimis dan positif, menghindari stress.
3.      Aktivitas Fisik
              Melakukan olahraga secara rutin dapat membantu menurunkan kalori. Satu hal yang perlu diingat adalah strategi-strategi tersebut harus dibuat personal yang disesuaikan dengan kebutuhan penurunan berat badan pasien agar dicapai hasil yang optimal.

 .     Terapi Farmakologi

Terapi farmakologi hanya disarankan untuk BMI >30 (kategori obesitas) atau >27 namun dengan penyakit pendukung/ faktor resiko (diabetes, hipertensi, dyslipidemia) (overweight dengan faktor resiko). Terapi farmakologi (dengan obat, harus dengan sepengetahuan dokter).


Bersambung part 2



Tidak ada komentar:

Posting Komentar