Sabtu, 19 Desember 2015

Resensi Buku: Membangun Personal Wealth : Menuju Masa Depan lebih Terencana

Resensi Buku: Membangun Personal Wealth : Menuju Masa Depan lebih Terencana
Penulis: Wiko H. Tanata
Tebal: 200 halaman
Penerbitan : Gramediana
Harga : 38.000 (Togamas)
 

Cover buku-dokumentasi pribadi

Suatu hari, saat praktikum, saya tertarik dengan salah seorang teman saya yang punya hobi untuk investasi di reksa dana. Dia menceritakan banyak tentang saham, obligasi, unit link, dan reksa dana itu sendiri. Sebenarnya dari dulu, saya tertarik untuk tahu bagaimana “uang” dan “dunia” itu diputar oleh uang. Apalagi semenjak saya kenal dengan Robert T. Kiyosaki yang menulis buku “Rich dad, poor dad”.

Buku Membangun Personal Wealth karya Wiko H. Tanata mencakup pengetahun umum tentang pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga, tabungan, asuransi, utang, investasi dan warisan. Secara umum, menurut saya sudah cukup lengkap.

Pada bagian awal “start” di buku ini, dimulai dengan kenapa kita harus merencanakan keuangan? Cerita yang menarik mengupas wacana kebangkrutan eksekutif pada saat mereka pensiun karena “Lebih besar pasak dari pada tiang”. Fakta-fakta menarik dan bahasa-bahasa yang tidak “awam” soal keuangan dibahas Pak Wiko dengan menarik.

Jujur kepala saya sedikit sakit waktu menekuni buku ini di awal, karena saya nggak familiar dengan bahasa-istilah ekonomi.


Dilanjutkan dengan topik-topik yang lebih berat, seperti asuransi, investasi, obligasi, saham, unit link, hingga warisan. Jujur kepala saya sedikit sakit waktu menekuni buku ini di awal, karena saya nggak familiar dengan bahasa-istilah ekonomi. Tapi saat kita menyelam lebih dalam, kita bisa memahami apa yang ingin di sampaikan dan menurut saya buku ini cukup recommended bagi yang ingin mengatur keuangan dan masih pemula. Topik-topiknya juga dibahas secara komperhensif plus ditulis dengan contoh-contoh perhitungan yang bisa kita coba sendiri dengan kondisi keuangan kita.

Kekurangan buku ini, yang menurut saya—saya kurang cocok adalah sangat menonjolkan “bunga” jujur dimana-mana seperti hutang dan saham, juga tabungan pasti ada bunganya. Dan sebagai orang Islam, dimana “bunga=riba”. 

Saya merasa kurang cocok dengan model investasi yang hanya kebanyakan seputar “menitipkan uang” ini. Tidak dibahas investasi seperti pembelian properti, rumah, kos-kosan misalnya (tunai juga ya, kalau kredit sama aja)? Yang menurut saya, saya lebih sreg dibandingkan bunga-berbunga karena lebih halal. 

Mungkin kalau ada buku mengatur finansial dan investasi yang lebih islami anda bisa memberitahu saya? Hahaha. Begitulah pendapat saya, tapi overall buku ini bisa meningkatkan ilmu pengetahuan tentang bagaimana mengatur finansial pribadi agar tidak sulit di masa depan.

1 komentar: