Selasa, 31 Juli 2012

Vaksin Meningitis, Halalkah?


Vaksin Meningitis, Halalkah?

Oleh:
Karima Afandi – C’11

Menjadi Haji tentu merupakan impian dari seluruh muslim, namun menunaikan ibadah haji tidak cukup hanya menyiapkan mental dan finansial saja. Lebih dari itu calon jemaah haji seharusnya juga menyiapkan fisiknya agar siap menghadapi cuaca dan penularan penyakit.

Salah satu caranya dengan melakukan vaksinasi. Vaksin meningitis adalah vaksin wajib yang harus dilakukan calon jemaah haji untuk melindungi risiko tertular Meningitis meningokokus.
Meningitis meningokokus adalah penyakit radang selaput otak dan selaput sumsum tulang yang terjadi secara akut dan cepat menular. Penyakit ini disebabkan oleh kuman Neisseria meningitidis, yang terdiri dari banyak serogrup dan yang sering menyebabkan penyakit adalah serogrup A, B ,C, Y, dan W-135. Gejala klinis penyakit ini adalah demam (panas tinggi) mendadak, nyeri kepala, mual, muntah, kaku kuduk, ketahanan fisik melemah, dan kemerahan di kulit. Pada keadaan lanjut, kesadaran menurun sampai koma serta terjadi perdarahan echymosis.

"Berkumpulnya populasi yang besar seperti jemaah haji dari berbagai negara di Arab Saudi, dapat merupakan penyebaran kuman dan penyakit , sehingga pemberian vaksinasi merupakan upaya yang penting dalam memberikan perlindungan kesehatan jemaah haji."


Apa itu vaksin?
Vaksin (dari kata vaccinia), adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar".
Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).

Vaksin Meningitis = haram ?
Ada tiga perusahaan yang mengajukan tender dalam pemesanan vaksin meningitis untuk jamaah haji Indonesia yaitui China, Belgia dan Malaysia. Beredar isu bahwa vaksin tersebut haram karena mengandung Babi, setelah diteliti MUI pada kenyataannya vaksin meningitis yang di produksi perusahaan Farmasi Belgia, Glaxo dari polisakarida (PS) dan membran protein bagian luar (outer membran protein, OMP ) dari bakteri Neisseria meningitidis dibuat dengan Enzim tripsin babi yang dipakai sebagai katalisator dalam pembuatan vaksin, Begitu pula dengan jaringan ginjal kera, ginjal babi, dan janin hasil aborsi yang juga dimanfaatkan dalam pembuatan vaksin ini.

Vaksin meningitis dibuat dari polisakarida (PS) dan membran protein bagian luar (outer membran protein, OMP ) dari bakteri yang digunakan saat ini.  Vaksin bersifat sel T independen dan mengandung polisakarida dari masing-masing serogrup kuman. Vaksin yang tersedia di pasaran saat ini adalah vaksin meningitis meningokokus A,C (bivalen) dan vaksin tetravalen yang terbuat dari kuman serogrup A, C, Y, dan W-135. Vaksin meningitis meningokokus grup B sampai saat ini belum tersedia.  Penambahan grup Y dan W-135 terjadi karena 20% dari kasus meningitis meningokokus disebabkan oleh serogrup tersebut.
Vaksin tetravalen yang ada saat ini mengandung 50 ug polisakarida dari masing-masing serogrup A, C, Y, dan W-135 serta diberikan melalui suntikan subkutan. Di Amerika, vaksin ini mendapat lisensi pada 1981. Selain itu, vaksin serupa dibuat di Belgia dan Perancis. Imunogenisitas terhadap polisakarida serogrup Y dan W-135 telah dievaluasi pada orang dewasa dan anak-anak, serta diketahui dapat sebanding dengan polisakarida serogrup A dan C. Keamanan dari vaksin tetravalen terbukti tidak berbeda dengan vaksin bivalen.

Vaksin meningitis meningokokus tetravalenlah yang digunakan bagi jemaah haji dan umroh Indonesia sejak tahun 2002. Pada proses pembuatannya digunakan enzim tripsin babi sebagai katalisator, namun sebenarnya enzim tripsin babi dapat diganti dengan enzim sapi yang jelas kehalalannya. Harga tripsin sapi memang sedikit lebih mahal dibanding tripsin babi. Wakil Presiden perusahaan produk bio asal China Al-Amin Biotech, Ayub Su mengatakan, harga tripsin sapi 3000 dollar AS per kilo gram. Sedang tripsin dari babi lima persen lebih murah.

Vaksin meningitis? Siapa takut?
Keharaman atau adanya unsur enzim tripsin babi pada vaksin meningitis baru diketahui pada tahun 2010, sedangkan pemerintah saat itu telah memesan vaksin dari Glaxo Belgia, akibatnya vaksin tersebut tidak bisa digunakan dan pemerintah menanggung kerugian dalam jumlah besar.  Namun, disisi lain vaksin meningitis asal dua pengaju tender lainnya, Malaysia dan China dari Al-Amin Bio tech telah terbukti halal dengan menggunakan enzim tripsin sapi sebagai katalisator dan mengganti jaringan ginjal kera, ginjal babi, dan janin hasil aborsi yang juga dimanfaatkan dalam pembuatan vaksin ini dengan bahan-bahan dari sapi. Nah, jadi untuk para calon jamaah haji tidak perlu ragu untuk di vaksin meningitis sebelum berangkat.
Wallahualam.




Senin, 23 Juli 2012

Mouthwash, halalkah ?


Haohaaaa kali ini saya datang dengan artikel keprofetikan buatan saya~maaf kalau ga bagus dan salahnya banyak. Mudah2an ilmunya bisa berguna~ check it (Jangan lupa mohon cantumkan sumber dan penulis yak kalau mau dikutip)
-----------------------------------------------------------------------------

MOUTHWASH: HALALKAH?

Oleh: Karima Afandi (c’2011)

 
Menyikat gigi masih meninggalkan kuman di mulut, awali dengan sikat gigi.. tuntaskan dengan mouthwash”.
Begitulah slogan yang selalu kita dengar lewat iklan komersial televisi maupun radio. Mouthwash atau obat  kumur adalah salah satu produk kosmetik yang digunakan untuk perawatan mulut, gusi, dan gigi (bersifat antibakteri). Sediaan ini bertujuan untuk merawat, menyegarkan, dan mengharumkan nafas atau menghilangkan bau mulut.
Penemuan dan penggunaan “mouthwash” sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1000 SM, orang-orang Yunani menggunakan susu kambing dan kedelai sebagai obat kumur. Pada abad pertama masehi Bangsa Romawi juga menggunakan obat kumur dengan menambahkan tanduk rusa dan urin manusia. Urin manusia mengandung amonia dan digunakan untuk pencucian, dianggap dapat pula membuat gigi lebih putih. Selanjutnya formula mouthwash terus dikembangkan sejak tahun 1800 kemudian diproduksi secara masal dan komersial pertama kali oleh Lambert Company pada tahun 1895. Mouthwash saat itu merupakan hasil kegagalan pembuatan desinfektan untuk operasi, yang tidak berhasil kecuali pada operasi mulut.[1]
Menurut studi perilaku konsumen obat kumur, terdapat kecenderungan yang besar pada masyarakat Indonesia dalam menggunakan obat kumur, atau sebagai heavey users sebanyak 27% sedangkan 45,6% adalah light users, atau mereka yang menggunakan obat kumur namun intensitasnya jarang.[2] Namun sangat disayangkan, kecenderungan masyarakat Indonesia yang  mayoritasnya muslim terhadap penggunaan tidak dibarengi dengan kesadaran mereka terhadap awarness halal atau tidakkah mouthwash ini?
Mayoritas mouthwash mengandung bahan aktif, alkohol, penyegar, air dan bahan lain. Bahan aktif yang  ada pada mayoritas mouthwash antara lain: Povidone iodine, Carbenoxolone sodium, Chlorthexidine gluconate sebagai antiseptik dan desinfektan, Chlorbutanol hemihydrate merupakan antiseptik untuk membunuh bakteri, virus dan jamur, Benzydamine hydrochloride yang menghambat kerja suatu substansi dari tubuh yang disebut cyclo-oxygenase yang memproduksi berbagai zat-zat kimia tubuh termasuk prostaglandin. Terdapat juga pewarna dan pemanis dalam mouthwash untuk menarik dan meningkatkan rasa nyaman konsumen.[3]
Menurut Robin Seymour, profesor perbaikan masalah gigi dari Newcastle University, saat ini banyak produk mouthwash yang mengandung alkohol hingga 26 persen per satu kemasan. Alkohol bekerja sebagai agen 'pembawa' yang mengoptimalkan fungsi menthol, eucalyptol dan thymol untuk menembus lapisan luar gigi dan menyingkirkan plak. Juga sebagai pemberi kesan kesat dan bersih di mulut.
Banyak penduduk muslim baik di dalam maupun di luar negeri yang khawatir akan kehalalan mouthwash yang mengandung alkohol ini. Alkohol yang mencapai 26% ini dimungkinkan dapat ikut tertelan dalam proses berkumur dan masuk ke dalam tubuh kita.
Penggunaan mouthwash yang mengandung alkohol perlu diperhatikan terutama untuk anak-anak. Banyak orang yang sebetulnya menyukai rasa alkohol ini, karena itu kalau tidak hati-hati mouthwash ini akhirnya sengaja atau tidak, ditelan/tertelan dan akhirnya jadi kebiasaan buruk.
Selain ditakutkan dapat menelan bahan beralkohol, mouthwash yang beralkohol juga dapat membuat mulut menjadi kering. Mouthwash yang tinggi kadar alkoholnya juga dapat merusak jaringan di dalam mulut. Menurut Dr Lewis West, dokter gigi asal Toronto, pada sebagian orang alkohol dapat menyebabkan gigi menjadi lebih sensitif.

Akibat sampingan dari alkohol pada mouthwash yang lain adalah mengurangi produksi air liur yang akan memperparah bau mulut dan mengiritasi mukosa, menyebabkan penebalan jaringan mukosa serta meningkatkan risiko terjadinya kanker mukosa mulut. Di samping itu, asetaldehid yang berasal dari  dari alkohol yang terurai ketika kita mulut  gencar berkumur boleh jadi akan berakumulasi didalam mulut. Asetaldehid juga termasuk sebagai karsinogen, zat yang dapat memicu timbulnya kanker. Alkohol juga dapat mempengaruhi lidah sehingga mengganggu kerja indera pengecapan.
Alkohol sebagai Campuran dalam Obat
Adapun mencampurkan sebagian obat dengan sedikit alkohol maka hal ini tidaklah menjadikan haramnya obat-obat tersebut jika campurannya sedikit, di mana tidak tampak bekasnya setelah tercampur. Hal ini merupakan pendapat para ulama. Alkohol juga begitu penting dalam bidang farmasi dan pengobatan, sebagaimana perkataan Syaikh Muhammad Rosyid Ridho rohimahulloh dalam fatawa beliau -yang dinukil oleh Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh- mengatakan, “Kesimpulannya bahwasanya alkohol adalah dzat yang suci dan mensucikan dan merupakan dzat yang sangat penting dalam bidang farmasi dan pengobatan,  kedokteran, serta pabrik-pabrik. Dan alkohol menjadi campuran dalam obat-obatan yang sangat banyak sekali. Pengharaman penggunaan alkohol bagi kaum muslimin (sebagai campuran obat-pen) akan menghalangi mereka untuk menjadi ahli (pakar) pada bidang ilmu dan proyek.[4] Dan pengharaman penggunaan alkohol bisa jadi merupakan sebab terbesar meninggalnya orang-orang yang sakit dan yang terluka atau menyebabkan lama sembuhnya penyakit mereka atau semakin parah sakit mereka.

Jadi, halal atau haramkah?
Alkohol sendiri pada mouthwash yang sejatinya tidak untuk ditelan sebenarnya diperbolehkan, namun disamping boleh atau tidaknya alkohol dalam mouthwash ini, terdapat banyak sekali kemudhorotan dari efek samping yang ditimbulkan, mulai dari iritasi mukosa, peradangan, memperparah bau mulut, menganggu kerja indera pengecapan, gigi menjadi sensitif, kanker mukosa mulut, bahkan menjadi kebiasaan untuk menelan rasa enak yang ditimbulkan alkohol pada mouthwash ini. Untuk kebiasaan penelanan mouthwash beralkohol yang sifatnya bisa menjadi aditif, jelas urusannya menjadi haram.

Alangkah baiknya apabila kita menghindari kemudhorotan yang terjadi dari efek samping mouthwash beralkohol dengan memilih mouthwash yang tidak beralkohol, atau membuatnya sendiri di rumah dengan cara tradisional, salah satunya  dengan daun sirih. Dengan mencuci bersih beberapa lembar daun sirih lalu direbus dengan 1,5 gelas air. Setelah dingin, air rebusan ini digunakan untuk berkumur setelah gosok gigi, sebagai pengganti mouthwash. Dari penelitian yang dilakukan di Laboratorium Biokimia Institut Pertanian Bogor (IPB) terungkap, minyak asiri dalam daun sirih memiliki aktivitas antibakteri yang cukup besar. Berkumur daun sirih juga dapat menguatkan gigi, menyembuhkan luka kecil di mulut, menghilangkan bau mulut, dan menghentikan perdarahan gusi[5]. Cara herbal ini tentu jauh lebih baik daripada menggunakan mouthwash beralkohol yang justru dapat membahayakan kesehatan mulut. (rim)


[1] Shelley Moore, “History of Mouthwash”, http://www.ehow.com/about_4596013_history-of-mouthwash.html2 Januari 2011
[2] A.N.A Andayani, “The study of Listerine Consumer Behavior in Jakarta”, Master Theses from MBIPB, 2010, ph. 67
[3] Rani Larasati, “Efek Mouthwash”, http://www.thedentistblog.blogspot.com/
[4] Muhammad Abduh Tuasikal, “Salah Kaprah Alkohol dan Khamr”, http://rumaysho.com/hukum-islam/umum/2888-salah-kaprah-dengan-alkohol-dan-khomr.html, 27 Januari 2010
[5] Anonim, “Herbal Penangkal Bau Mulut”, 12 Maret 2012

Menguak Bahaya Flouride dalam Pasta Gigi


[Artikel Ke-Profetik-an] Menguak Bahaya Fluoride dalam Pasta Gigi

----
*artikel ini punya sahabat saya, mohon kalau hendak mengutip, mohon cantumkan sumber dan penulis) 

Oleh : Suci Ardina Widyaningrum
Menguak Bahaya Fluoride dalam Pasta Gigi
Zaman sudah semakin modern. Pada zaman dahulu orang biasanya hanya membersihkan gigi dengan batu bata yang ditumbuk. Namun sekarang semuanya serba praktis. Berbagai merek pasta gigi dijual di toko – toko kecil sampai di supermarket. Kita sebagai konsumen tinggal memilih pasta gigi mana yang ingin kita gunakan.

            Pasta gigi tidak hanya berfungsi untuk membersihkan gigi, tapi juga dapat memutihkan gigi, mencegah karies dan gigi berlubang, menyegarkan mulut. Hampa rasanya bila sehari tanpa menggosok gigi dengan pasta gigi. Namun tahukah Anda komposisi dari pasta gigi yang anda beli ?
Alangkah baiknya jika kita membeli pasta gigi dengan membaca komposisi bahannya agar jangan sampai kita membeli pasta gigi yang mengandung bahan-bahan berbahaya bagi tubuh. Salah satu khasiat bahan yang ada dalam pasta gigi dpat berfungsi melindungi email gigi. Bahan yang sering digunakan dalam pasta gigi ini adalah Fluoride. Fluoride juga dapat berfungsi sebagai detergent. Namun apakah penggunaan Fluoride dalam pasta gigi ini aman ? Mari kita simak penjelasan berikut.

            Fluoride yang ada dalam pasta gigi biasanya berupa sodium monofluoro fosfat ataupun sodium fluoride. Hampir sebagian pasta gigi yang dijual di Indonesia mengandung Fluoride. Selama 50 tahun ini Fluoride menjadi bahan efektif melindungi email gigi dari kerusakan akibat asam dan mencegah gigi berlubang. Namun ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan Fluoride dalam jangka waktu lama ternyata memiliki sejumlah bahaya bagi tubuh manusia. Pada tahun 1990 Dr. John Colquhoun melakukan penelitian pada 60.000 anak sekolah dan menemukan bahwa sejumlah anak pada wilayah yang diberi fluoride menderita keropos gigi (Fluorosis). Selain itu Ilmuwan FDA (Administrasi Obat dan Makanan) juga menyatakan adanya hubungan antara tingkat kesuburan perempuan usia 10 – 49 tahun dengan meningkatnya pengguanaan fluoride. Penelitian lain juga membuktikan bahwa 1 ppm fluoride dalam air dapat memproduksi zat yang dapat merusak otak . Zat ini dapat mengakibatkan penyakit Alzheimers.
            Sebenarnya fluoride yang terkandung dalam pasta gigi dapat berkhasiat selama kadarnya tidak berlebihan. WHO menetapkan komponen fluoride minimal sehingga dapat berkhasiat adalah 800 ppm. Sedangkan BPOM menetapkan standar kandungan fluoride dalam pasta gigi sebesar 800 sampai 1500 ppm, namun untuk pasta gigi anak rentangnya yaitu 250 sampai 500 ppm.  Meskipun pasta gigi yang kita gunakan sudah memenuhi kriteria aman tapi perlu diketahui bahwa fluoride yang ada dalam pasta gigi bisa tertelan ke dalam lambung. Hal ini dapat terjadi ketika kita menggosok gigi ada sebagian pasta gigi yang berada di air ludah lalu tertelan masuk ke dalam lambung. Sebuah penelitian dari Prof. Dirk Vanden Berghe menyatakan bahwa sekitar 30-40 persen pasta gigi ditelan oleh anak – anak ketika menyikat gigi maupun melalui air ludah. Hal ini dapat mengakibatkan fluoride yang terkandung dalam pasta gigi tersebut terakumulasi  dan mengakibatkan overdosis fluoride. Sangat mungkin terutama bagi anak-anak menelan sebagian pasta gigi yang digunakan saat menggosok gigi. Hal ini karena pasta gigi anak – anak diberi tambahan rasa dan aroma yang enak misalnya rasa buah-buahan.
BPOM juga memberikan batasan penggunaan fluoride di pasta gigi sebesar 0,15%. Oleh karena itu sebelum membeli pasta gigi sebaiknya kita melihat komposisi bahan-bahannya apakah kadarnya aman untuk digunakan.            Namun sekarang faktanya hampir semua pasta gigi mengandung fluoride sehingga cukup sulit menemukan pasta gigi tanpa fluoride. Kalaupun menggunakan pasta gigi berfluoride sebaiknya memilih pasta gigi yang kandungan fluoridenya di bawa 50 persen sesuai aturan yang dibuat oleh BPOM.

            Kesehatan tubuh kita sangatlah penting. Jangan sampai kita menggunakan suatu produk yang bertujuan untuk menyehatkan tubuh namun justru dapat membahayakan tubuh meskipun dalam jangka waktu uang panjang.
Sources:
http://www.tanyapepsodent.com/kandungan-pasta-gigi-pada-umumnya
http://www.alamathur.com/2010/02/fakta-tentang-fluoride-benarkah-masih.html
http://www.rumah-informasi.com/2011/10/dampak-kandungan-fluoride-pada-pasta.html
http://irwanfarmasi.blogspot.com/2010/05/v-behaviorurldefaultvml-o.html
http://forum.detik.com/showthread.php?t=123655
http://kimia-asyik.blogspot.com/2010/01/bahaya-fluoride-dalam-pasta-gigi.html
http://ridwanaz.com/kesehatan/kandungan-fluoride-dalam-pasta-gigi-bermanfaat-atau-berbahaya-ini-jawabannya/
-dari: http://www.facebook.com/notes/profetik-farmasi-ugm/artikel-ke-profetik-an-menguak-bahaya-fluoride-dalam-pasta-gigi/363127980403703
ps: kalau mau mengutip silahkan cantumkan sumber ^^ makasih

Swamedikasi Kemudahan atau Bencana ?


Oleh : Karima Afandi

Apa sih swamedikasi ? semacam program berenang? (itu swim) semacam program jadi angsa??? (itu swannn). (.___.)
Untuk memahami istilah ini dengan mudah... maka simak obrolan berikut:
rara: "Uhuuuukkkk..."
rima: "Ra... udah ke dokter?"
rara: "Belum.. tapi udah minum obat kok.."
Nah.... Rara telah melakukan yang namanya swamedikasi atau lebih mudah dikenal dengan nama SELF MEDICATION.

Swamedikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai upaya seseorang untuk mengobati dirinya sendiri.
Menurut WHO (World Health Organization), Swamedikasi didefinisikan sebagai pemilihan dan penggunaan obat-obatan (termasuk produk herbal dan tradisional) oleh individu untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali sendiri. Swamedikasi juga diartikan sebagai penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter oleh masyarakat atas inisiatif penderita (pasien). 
Lebih dari 66% masyarakat Indonesia lebih suka mengobati penyakitnya sendiri. Dibandingkan 44% yang berobat ke dokter.
Kamu sering juga kah swamedikasi?
Memang jelas... swamedikasi ini lebih mudah, cepat, dan murah. Selain hemat ongkos dokter bo hehehe, juga hemat uang parkir, waktu dan kamu bisa beli di apotik yang lebih murah *bisa milih gitu*. 
Nah... tapi sebelum "swamedikasi" ada baiknya kamu mengetahui hal-hal berikut ...
Menurut aji (2011) berikut adalah kesalahan swamedikasi yang sering dilakukan oleh masyarakat:
tidak semua orang mampu menerapkan praktik pengobatan diri sendiri (swamedikasi) secara benar, beberapa contoh kesalahan yang lazim dilakukan masyarakat dalam mengobati dirinya sendiri :


Mengobati flu, batuk, pilek dengan antibiotika biasanya antibiotik amoxicillin 500 mg. atau mengobati penyakit lain yang tidak diketahui dengan antibiotik.
Perlu diketahui bahwa flu, pilek dan biasanya disertai batuk disebabkan oleh virus bukan oleh bakteri, sedangkan amoxicillin 500 mg adalah obat yang ditujukan sebagai anti bakteri sehingga tidak ada relevansinya antibiotik untuk mengobati virus flu. Perlu dicermati penggunaan obat yang tidak tepat tidak ada manfaatnya bagi tubuh bahkan dapat merugikan karena efeksamping dariAmoxicillin yang muncul.

Selain itu juga masyarakat banyak yang belum bisa membedakan antara 'analgetik' dan 'antibiotik' bahkan ada yang berfikir bahwa amoxicillin itu analgetik (penghilang nyeri), jadi kalau pusing dan panas langsung minum itu... wah bahaya kan?

apalagi bahayanya??
Penggunaan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan resistensi.
berdasarkan data WHO, pada tahun 2010 terdapat sekitar 25 ribu orang di Eropa yang meninggal karena infeksi bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Jika dilakukan studi di Indonesia, ada kemungkinan ditemukan indikasi yang sama juga karena keberadaan antibiotik yang selama ini sangat mudah diperoleh sehingga penggunaannya menjadi cenderung tidak rasional.

Singkatnya: Jadi ketika ada antibiotik yang diminum orang yang sakit karena mikroba tertentu tapi GA TEPAT atau GA TUNTAS.. otomatis si mikroba memodifikasi dirinya sehingga dia kebal.. dan dia ga bisa mati dengan obat itu (resisten), nah.. mikroba tadi berkembang biak dan menyebar keseluruh belahan jiwa... (bumi maksudnya). Padahal, discovery atau penemuan obat GA SEMUDAH ITU... jadi... gawat kan? bayangkan kalau bakteri sudah pada resisten dengan semua obat yg kita punya?

Penggunaan vitamin melebihi dosis
hasil riset The National Cancer Institute di Amerika Serikat menunjukkan bahwa orang yang setiap hari mengonsumsi lebih dari 1 macam multivitamin lebih besar risikonya menderita kanker prostat. Meskipun kebenaran hasil penelitian tersebut masih diperdebatkan kalangan ilmuwan. Karena sebenarnya tubuh hanya memerlukan vitamin dalam dosis sangat kecil tiap harinya daripada dosisvitamin yang beredar dipasaran seperti vitamin C 1000 mg padahal secara umum orang dewasa dengan BMI normal hanya membutuhkan sekitar 75 – 90 mg vitamin C per hari dan akan terpenuhi jika kita mengkonsumsi buah atau sayuran setiap hari.

Menyisakan obat untuk "sakit yang akan datang"
Banyak pasien yang tidak menghabiskan obat yang diresepkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Misalnya, obat yang seharusnya dihabiskan dalam waktu 5 hari, namun hanya diminum sampai hari ke dua (karena merasa badan sudah membaik), lalu sisanya disimpan dan dipakai kalau penyakitnya kembali kambuh. Kesalahan ini akan berakibat fatal pada peresepan obat yang tergolong antibiotik karena aturan dasar antibiotik adalah diminum sesuai jadwal jangan sampai overdose (dosis berlebih) atau underdose (dosis kurang) dan diminum sampai habis walaupun sudah merasa penyakit membaik. Kesalahan ini dapat berakibat pada lama waktu sembuh pasien dapat lebih panjang dan lebih jauh dapat menyebabkan resistensi bakteri.

Menggunakan obat orang lain
Kesalahan ini juga sering didengar saya di kampung “coba pakai obat punya saya, sakitnya sama seperti itu. baru minum 2 tablet sudah sembuh” kesalahpahaman ini susah untuk dirubah karena sudah menjadi semacam paradigma di masyarakat awam bahwa orang lain dapat menjadi panutan tentang kesehatan walaupun orang lain tersebut bukan berasal dari kelilmuan kesehatan.  meskipun penyakit yang kita derita sama dengan orang lain, tetapi belum tentu obat dan dosisnya, terutama untuk anak-anak, bayi dan yang belum dewasa. Itu beda banget. Karena tingkat keparahan penyakit setiap orang berbeda-beda serta tidak ada data pasti jika penyakit yang diderita memang sama karena masyarakat awam hanya melihat secara fisik yang terlihat saja padahal kita tidak tahu kemungkinan ada komplikasi dengan penyakit lain.

Membeli obat keras tanpa resep dokter
Jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, akses mendapatkan obat di Indonesia masih terlalu mudah. Bahkan obat yang seharusnya hanya dapat dibeli dengan resep dokter, dapat dengan mudah didapatkan di apotek bahkan di toko obat. Ada beberapa kriteria yang memperbolehkan Apoteker menyerahkan obat keras tanpa resep dokter. Tetapi banyak juga jenis obat yang hanya boleh diberikan harus dengan resep dokter seperti obat golongan narkotik dan psikotropik.

Golongan narkotik jelas ga bisa dibeli kalau nggak dengan resep dokter -__- kecuali apoteknya nakal, atau resepnya palsu (pembelinya nakal) dan memang itulah 'gentingnya' jadi apoteker. BANYAK BANGET YANG MALSU RESEP BUAT DAPAT NARKOTIK atau PSIKOTROPIK yang bikin perasaan euforia dan ketagihan psikis + fisik ini *pasang muka garang di depan apotik*

Mengobati sendiri penyakit berat
Sampai saat, ini masih ada sebagian masyarakat yang lebih percaya pengobatan tradisional ketimbang pergi ke dokter, khususnya dalam mengobati penyakit berbahaya seperti misalnya, kanker, diabetes, jantung. Ada berbagai pengobatan alternatif di Indonesia mulai dari herbal, jamu sampai pengobatan secara ghaib (di luar nalar manusia), untuk penyakit yang tergolong berat sebaiknya langsung konsultasikan dengan dokter untuk mendiagnosa tingkat keparahan dan konsultasikan kepada Apoteker terkait pengobatan yang diresepkan dokter untuk memaksimalkan terapi.


Penggunaan Obat Herbal/Jamu berlebihan
Banyak sekali yang memberitakan bahwa jamu atau obat herbal dengan embel-embel back to nature “tidak ada efek sampingnya” menurut saya hal tersebut adalah pembodohan masyarakat yang sekarang seperti dibiarkan saja, apakah semua yang berhubungan dengan back to nature adalah suatu kebaikan untuk tubuh kita? Apakah jamu atau obat herbal tidak ada efek samping sama sekali ? bahkan ada beberapa acara talk show di TV nasional yang menyatakan dengan sangat jelas obat tradisional/jamu/herbal tidak ada efek samping. Hal tersebut sangat tidak benar semua tanaman herbal dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan jika dikosumsi dalam dosis yang berlebihan seperti halnya obat kimia jika diminum dengan aturan tepat dosis dan tepat indikasi penyakit maka efek samping yang timbul dapat dihindari. Jadi obat tradisional/jamu maupun herbal maupun obat kimia terdapat efek samping jika diminum secara berlebihan.

Seorang dokter dosen KU yang mengajar Anatomi fisiologi saya pernah bilang, "Saya membimbing skripsi anak farmasi... dan saya betul-betul paham... BOHONG KALAU ORANG BILANG, OBAT HERBAL itu tidak ada efek samping.... Sama saja... Bahkan mungkin obat kimia lebih sudah diminimalisir ESOnya... "
Jadi bohong ya, kalau dibilang obat herbal itu nggak ada efek smping. Itu pembohongan besar! *next time akan saya bahasss*
Lalu... saya harus bagaimana? 
Saat ini adalah ada sekitar ratusan penyakit yang dapat ditangani dengan swamedikasi (AphA, 2004), misalnya diare, faringitis, konstipasi, sakit dan nyeri (umum, ringan, sampai sedang), alergi, anemia, pengontrolan tekanan darah, kaki atlit, asma, jerawat, kapalan, dermatitis, wasir, sakit kepala, insomia, psoriasis, pilek, demam, muntah, obesitas, sinuisitis, ketombe, luka bakar, biang keringat, penyakit peridontal, kandida vaginitis, xerostomia dan masih banyak lagi.
Dengan demikian, swamedikasi merupakan salah satu cara peningkatan kesehatan yang sangat baik untuk diterapkan di Indonesia, karena lebih murah dan mudah tetapi tidak mengabaikan kualitas pengobatan melalui pengoptimalan tenaga farmasis dan masyarakat. Sudah saatnya Pemerintah mengintensifkan program jangka panjang yang memberdayakan masyarakat sendiri seperti swamedikasi daripada mencoba menyediakan berbagai sarana kesehatan yang sulit terealisasi dan sulit dijangkau oleh masyarakat.
Karena konsultasi APOTEKER itu GRATIS pemirsaa maka manfaatkanlah sebelum menjadi bayar!
Mereka cukup tahu tentang obat-obatan, cara kerjanya, strukturnya, ESO (efek smaping obatnya), efeknya, manfaatnya dan isinya. Jangan heran kalau mereka memintamu minum feminax saat pusing, itu isinya parasetamol (cc: Ibu Ika).. jadi solusinya jangan malu bertanya atau akan sesat dijalan.
Swamedikasi bisa jadi bencana dan kemudahan untuk kita. 
Kalau bisa aman, nyaman, murah dan sehat... siapa yang tidak mau?


sumber:
dan lain-lain ~
4.00 D
closing statement:

Halo kembali lagi dengan artikel keprofetikan saya yg ke-2! yang masuk 10 besar terbaik (padahal bagus dimananya .___.) besok presentasi lagi. Okelah hahaha semangat~! Oh iya jangan copas ya (boleh, tapi jangan lupa sumber dan nama penulisnya). Sankyu :3 ^^
--------------------------------------------------

Ketika Kehalalan Insulin Dipertanyakan
Oleh: Karima Afandi C’11

“Jihan pinjam penanya yaa,” seorang teman mengambil pena berwarna biru dari kotak pensil Jihan.
“Bukan... itu bukan pena,” balas adik kecil dengan mata bulat polos itu.
“Kamu pelit, ini kan pena?” gadis kecil temannya itu merengutkan wajah.
“Itu Insulin” 
            Barangkali percakapan tersebut memang terjadi di dunia Jihan Sailla, ya, anak yang mengidap diabetes militus tipe I sejak umur 5 tahun itu harus menerima suntikan Insulin seumur hidupnya. Bukan hanya Jihan, menurut data dari Promosi Kesehatan Online pada bulan Juli 2005, lebih dari 150 juta orang di dunia yang mengidap diabetes militus, bergantung pada suntikan insulin setiap harinya. Diabetes mellitus atau seringkali disebut DM- merupakan penyakit kronik yang tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi dapat berakibat fatal bila pengelolaannya tidak tepat. Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 8,4 juta penderita DM pada tahun 2000. Indonesia yang masyarakatnya mayoritas muslim menempati peringkat keempat jumlah penderita DM di dunia, setelah Amerika Serikat, India dan China. Beredar rumor Insulin yang beredar di masyarakat terbuat dari bahan babi, manusia dan kera. Sebagai negara yang mayoritas masyarakatnya muslim, masyarakat pun kini meragukan kehalalan insulin.
            Insulin (bahasa Latin insula, "pulau", karena diproduksi di Pulau-pulau Langerhans di pankreas) adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat. Selain merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil bagian dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein – hormon ini memiliki properti anabolik. Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan tubuh lainnya. Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4 dan menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi.
            Terdapat dua macam Insulin, yaitu Insulin ednogen dan Insulin eksogenInsulin endogen adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas, sedang insulin eksogen adalah insulin yang disuntikan dan merupakan suatu produk farmasi.
            Sejarah pemakaian insulin dimulai sekitar awal tahun 1920-an, ketika Frederick Bantingand Charles Best berhasil mengisolasi insulin dari pankreas seekor anjing lalu menyuntikkannnya ke seorang anak diabetes tipe 1. Keajaiban ditunjukkan pada saat itu, dimana anak yang awalnya sangat kurus kemudian bisa menjadi sehat dan BB menjadi normal setelah disuntik dengan insulin. Sejak saat itu dunia ilmu dunia ilmu pengetahuan sangat tertarik dan banyak melakukan penelitian tentang insulin, dan akhirnya pada tahun 1950-an, urutan asam amino insulin dapat diidentifikasi, dan kemudian insulin juga bisa dimurnikan.
            Pada tahun 1980 WHO mengemukakan klasifikasi diabetes melitus memperkuat rekomendasi National Diabetes Data Group pada tahun 1979 yang mengajukan 2 tipe utama diabetes melitus, yaitu "InsulinDependent Diabetes Mellitus" (IDDM)  disebut juga Diabetes Melitus Tipe 1 dan "Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus" (NIDDM)  yang disebut juga Diabetes Melitus Tipe 2. Terapi insulin merupakan satu keharusan bagi penderita DM Tipe 1. Pada DM Tipe I, sel-sel β Langerhans kelenjar pankreas penderita rusak, sehingga tidak lagi dapat memproduksi insulin. Sebagai penggantinya, maka penderita DM Tipe I harus mendapat insulin eksogen untuk membantu agar metabolisme karbohidrat di dalam tubuhnya dapat berjalan normal. Walaupun sebagian besar penderita DM Tipe 2 tidak memerlukan terapi insulin, namun hampir 30% ternyata memerlukan terapi insulin disamping terapi hipoglikemik oral.

Pembuatan Insulin dari Babi?
Menurut Prof Dr Sugijanto dari Universitas Airlangga, sumber insulin ini bisa berasal dari kelenjar mamalia atau dari mikroorganisme hasil rekayasa genetika. Jika dari mamalia, insulin yang paling mirip dengan insulin manusia adalah dari babi. Dalam sejarah pembuatannya dalm proses trial dan erorr akhirnya diperoleh, untuk menghasilkan 1 pound insulin didapatkan dari 60 ribu ekor babi serta diperkirakan mampu mengobati pasien diabetes sebanyak 750-1000 orang selam setahun. Jika produksi babi pertahun sebanyak 85 juta maka insulin yang mampu dihasilkan selam setahun adalah 1.400 pound. Jumlah tersebut dapat mengobati pasien sebanyak 1,050–1,4 juta pertahunnya. Merupakan jumlah yang luar biasa dalam ilmu kedokteran.

Pada percobaannya pernah dicoba membuat insulin dari ekstraksi pangkreas sapi namun hasilnya kurang menggembirakan, meskipun gennya cocok. Dari seekor sapi hanya menghasilkan insulin ½ cc saja, yang berarti tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seorang sekali suntik saja. Kemudian percobaan pembuatan insulin dari pangkreas kera alhasil menunjukan gennya tidak cocok dengan manusia dan ini sama sekali tidak dapat digunakan. kini insulin dibuat dari gen pangkreas babi yang diklon dalam ragi. Karena organism ragi lebih komplek dari bakteri, maka hasilnya lebih baik. Dari 1 gen pangkreas babi yang diklon dalam ragi pada tabung fermentor kapasitas 1.000 liter dihasilkan 1 liter insulin. Insulin dari bahan proses itulah yang kini beredar diseluruh dunia.

Namun, insulin sapi dan babi tidak cocok dengan manusia karena ada beberapa asam amino dari insulin sapi atau babi yang tidak sama dengan insulin manusia.Tubuh penderita ‘menolak´ insulin sapi atau babi itu karena tidak sesuai. Hingga dekade 80-an insulin (injeksi) dari babi diproduksi terakhir kali dan kemudian dihentikan pembuatannya untuk digantikan oleh insulin humolog (baca: replikasi DNA) yang lebih baik dan disetujui penggunaannya oleh banyak ulama.

Teknik pembuatan insulin masa kini adalah dengan rekombinasi DNA. Gen insulin manusia dari pulau Langerhans diambil, kemudian disambungkan ke dalam plasmid bakteri,membentuk kimera (DNA rekombinasi). Kimera itu dimasukkan ke dalam sel target E. coli.Bakteri E. coli ini dikultur, untuk dikembangbiakkan.
Oleh karena itu penggunaan insulin (injeksi) pada masa kini lebih manusiawi dan jauh dari kesan merugikan umat yang mengharamkan bahan dasar insulin (injeksi) yang lalu.
Jadi, bagaimana bersikap?
Jika Insulin memang terbuat dari babi, maka HARAM hukumnya baik atas daging, lemak, maupun bagian-bagian lainnya untuk di konsumsi, kecuali sangat genting dan sebagai pengecualian. Firman Allah SWT dalam Qur’an surat Al maidah ayat 3 disebutkan bahwa artinya:Diharamkan bagimu memakai bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al-Maidah: 3)

Ayat ini mengharamkan konsumsi bangkai, darah, dan daging babi.  Demikian juga dengan firman-Nya dalam QS.Al-An’am ayat145 dan QS. An-Nahl ayat 115, juga mengharamkan konsumsi bangkai, darah, dan daging babi.  Dalil-dalil pada beberapa ayat ini merupakan nash yang jelas, yang menegaskan tentang keharaman, antara lain mengkonsumsi babi.  Al-Qur’an menggunakan kata lakhma (daging) karena sebagian besar pengambilan manfaat dari babi adalah daging.  Selain itu, dalam daging babi selalu terdapat lemak.
Kendati Al-Qur’an menggunakan kata lakhma, pengharaman babi bukan hanya dagingnya, tetapi seluruh tubuh hewan babi.  Pandangan ini sesuai dengan kaidah ushul fiqh:
من إطلاق الجزء وإرادة الكل
Artinya: yang disebutkan sebagian dan dikehendaki seluruhnya.
Berdasarkan keterangan dalam kitab Al-Iqna’ Juz 1:
ولو وصل عظمه لانكساره مثلا بنجس لفقد الطاهر الصالح للوصل فمعذور في ذلك فتصح صلاته معه للضرورة
 “Seandainya tulangnya yang pecah dapat tersambung kembali dengan menggunakan bendayang najis karena tidak ada benda yang suci untuk menyambungnya maka hal itu termasuk udur serta shalatnya di hukumi sah karena dhorurat

Dari penjelasan diatas sudah jelas bahwa orang yang dalam keadaan dhorurat dalam hal ini mengenai penggunaan insulin yang terbuat dari babi, diperbolehkan menggunakan barang yang najis meskipun najis mugholadhoh. Hal ini sesui dengan kaidah fiqih:
الضرورات تبيح المحظورات
Dhorurat dapat memperbolehkan sesuatu yang dilarang”
Namun seperti yang telah kita ketahui bahwa kini sudah jarang sekali insulin yang terbuat dari babi, kebanyakan adalah dari teknik DNA rekombinan hasil kerja bioteknologi para saintis yang tidak menggunakan unsur hewan sama sekali. Penggunaan babi dan sapi dalam insulin adalah cerita masa lalu. Oleh sebab itu muslim yang membutuhkan insulin eksogen tidak perlu takut dan negatif terhadap produk kefarmasian ini, yang penting adalah selalu waspada dan berhati-hati dalam memilih produknya. Pilihlah yang halal, sebab data dari International Diabetes Federation menyebutkan bahwa pada tahun 2003 insulin yang berasal dari manusia sebanyak 70%, disusul insulin babi sebanyak 17%, insulin sapi 8% dan sisanya 5% merupakan campuran antara babi dan sapi. Jadi insulin babi masih beredar di masyarakat. Jangan sungkan dan ragu bertanya kepada dokter insulin seperti apa yang ia resepkan atau apoteker tentang insulin seperti apa yang anda telah gunakan.
     Mari menjadi muslim yang tangguh dan berbahagia!
 

Sumber:

Almazini, Prima, 2010, Membuat Insulin Manusia dengan Teknik DNA Rekombinan, http://myhealing.wordpress.com/2010/12/01/pembuatan-insulin-manusia-dengan-teknik-dna-rekombinan/, 19 Mei 2012

Anonim, 2010, Penemu Insulin-Penyebab Diabetes, http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2009/08/penemu-insulin-diabetes.html, 18 Mei 2012

Anonim, 2011, Obat-Obatan Bermasalah, http://www.thibbun.com/halal-dan-haram/obat-obatan-bermasalah.html, 19 Mei 2012

Ari, Fajar, 2012, Diabetes in Adolescent: How Far Do You Know it “Mengenal Insulin (Injeksi), http://fajarari.lecture.ub.ac.id/, 19 Mei 2012

Cahyafitri, Laras, 2010, Jumlah Penderita Diabetes Terus Meningkat, http://nationalgeographic.co.id/berita/2010/11/jumlah-penderita-diabetes-di-indonesa-terus-meningkat, 19 Mei 2012
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, 2009, Kasus Diabetes Terus Meningkat, http://kesehatan.bandungkab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=102&Itemid=49, 18 Mei 2012
Erabaru News, 2008, Diabetes Mengancam Anak dan Remaja, http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/1810-diabetes-mengancam-anak-dan-remaja, 18 Mei 2012
Ikawati, Zulies, 2010, Babi Mirip Manusia?, http://zulliesikawati.wordpress.com/tag/babi/?blogsub=confirming#blog_subscription-3, 19 Mei 2012

Juli, Tri, 2009, Rumor Seputar Insulin, Mana yang Benar Mana yang Salah?, Harian Seputar Indonesia hal. 31-1

Noviyanto, 2011, Kasihan, Seumur Hidup Jihan Sailla Harus Disuntik Insulinhttp://headline.lensaindonesia.com/2011/10/10/kasihan-seumur-hidup-jihan-sailla-harus-disuntik-insulin.html, 18 Mei 2012

Rosalia, 2010, Pembuatan Insulin Manusia dengan Teknik Rekombinan Sebagai Salah Satu Perkembangan Bioteknologi dalam Bidang Kesehatanhttp://www.scribd.com/doc/46023354/Paper-Pembuatan-Insulin, 19 Mei 2012

 

 

 Insulin apa yang anda gunakan? Halal kah? Jangan ragu untuk bertanya pada apoteker anda :)

 

Manfaat Pohon Juniper


(Mungkin) ini adalah artikel manfaat pohon juniper pertama yang ditulis dalam bahasa indonesia... soalnya udah nyari ngalor ... ngidul ngetan ngulon ga ketemu...
oke.. berikut manfaat pohon juniper yang diambil dari sumber terpercaya: jurnal yang diindeks sama scopus.
Oh iya maaf kalau nulis sitasinya salah. mpet... buru2 teman .. Semoga bermanfaat.


·         Manfaat Juniperus excelsa
                            combined by:Karima Afandi



·       Obat anti-hipertensi
·         efek kardiovaskular J. excelsa dimediasi mungkin melalui kombinasi Ca + + antagonismekanisme nitrat oksida-modulasi dan fosfodiesterase inhibitor. (Khan, et. Al, 2012, Cardiovascular Effects of Juniperus excelsa Are Mediated Through Multiple Pathways, Informahealth Journal Vol. 34, No. 3 , Pages 209-216 (doi:10.3109/10641963.2011.631651))

·       Anti mikroba, antifungi, antioksidan (minyak atsiri)
·         (Moein, MR, et al, 2010, Analysis of antimicrobial, antifungal and antioxidant activities of Juniperus excelsa M. B subsp. Polycarpos (K. Koch) Takhtajan essential oil, Pharmacognosy Res. 2010 May-Jun; 2(3): 128–131.)

·         Sitotoksik (membunuh/merusak sel2 pengganda, obat kanker dan penekan kekebalan). (Minyak atsiri dari daun dan buahnya). (Topcu, G., Et al, 2005, Cytotoxic Activity and Essential Oil Composition of Leaves and Berries of Juniperus excelsInforma health care, 2005, Vol. 43, No. 2 , Pages 125-128)

·       Obat diare, kolik, asma.
·         possibly exhibits a combination of Ca2+ antagonist and phosphodiesterase inhibitory effects. (Khan, M, Et al, 2012, Pharmacological explanation for the medicinal use of Juniperus excelsa in hyperactive gastrointestinal and respiratory disordersJOURNAL OF NATURAL MEDICINES Volume 66, Number 2 (2012), 292-301)

·         Juniper cone oil is known to be an antiseptic, analgesic  and  sedative  and  has  been  reported to cure tuberculosis, jaundice, and eczema as well as for so many other ailments (Adams, 1987; Ucar and Balaban, 2002; Marina et al., 2004; Unlu et al., 2008; Derwich et al., 2010; Orav et al., 2010). Taken from : (Khajjak, et al, 2012, Comparative analysis of essential oil contents of Juniperus excelsa (M. Beib.) found in Balochistan, Pakistan , African Journal of Biotechnology Vol. 11(32), pp. 8154-8159)
 
pohon juniper sendiri nggak ada di Indonesia.. adanya di daerah pakistan dan sekitarnya ...

Kamis, 05 Juli 2012

Assalamualaikum ~
sekarang resmi pindah ke sini .
setelah blog yang lama lupa password dan nggak bisa dibuka
dan nulis di tumblr kayaknya ga afdol..
ditambah lagi mau upload2 apa2 misalnya materi susah .
jarang keluar di search engine, jadi kemanfaatannya kurang .
mau nulis panjang2 juga nggak enak dibaca .
dan di tumblr nggak bisa di comment .
kayaknya selfish banget .
kalau ada yang ngasih tambahan bingung mau jawabnya gimana -___-

oke, buka lapak baruu ~

lets stalk then talk ... just ask me anything minna~ ^^
regards,

oranges planet agents
karim-a