Jumat, 19 Oktober 2018

Quarter live crisis

"Jadi ikut?" Katanya sambil merapikan poni. 

Aku menggeleng. Entah untuk yang keberapa. Bukannya ansos, tapi aku memang kurang nyaman banyak mengobrol kurang jelas sekedar menghabiskan waktu. 

"Besok Aku gak Ajak kamu ah, kamu selalu sibuk" katanya sambil mengoles pomade. 

Bukan sibuk. Tapi menyibukkan diri batinku. 

Tidak bisa fake, gerah mendengarkan orang membicarakan orang-orang, mengkotak-kotakkan orang-orang, menjadikan orang lain bahan bercandaan. "Kamu terlalu serius," katanya. Tapi kita ini sedang apa? Batinku. 

"Are mocking is a joke for you? It's not a joke for me," kataku sambil beranjak pergi.

Duduk disudut perpustakaan atau minum chochkles dengan desi, kami membicarakan : drama Korea, masa depan, masa depan, project atau muhasabah dosa-dosa kami. Keluhan tentang orang - gosip simpang siur -- tidak ada Dalam kamus Kami. 

And I was wondering why live so easy back than... 


I really hate when people mocking other person that doesn't exist on the scene, because in my head I made reply they do the same when Im not exist on the scene