Sabtu, 28 Februari 2015

Resensi Buku: Novel Being There by Jerzy Kosinski

Judul : Being There
Penulis: Jerzy Kosinki
Tahun Terbit: 1970
Tebal : 118 halaman
Bahasa : Inggris


Novel lama ini saya temukan di sudut perpustakaan UGM dibagian American literature, karena ukurannya mini dan lumayan tipis. Sesuai dengan ukuran kantong jas lab saya, makanya segera saya pinjam tanpa lihat-lihat isinya dulu. Lumayan, sambil isi waktu saat elusi atau susut pengeringan haha. Berkode FA kos B.C3 

Ternyata, novel yang ditulis ketika ayah-ibu saya masih kanak-kanak ini menyajikan cerita cukup menarik mengenai seorang anak yatim-piatu yang diberi nama ayah angkatnya (sebenarnya bisa dibilang, orang yang membesarkannya. Gak bisa disebut 'bapak' juga),  Chance. Chance diberi tugas untuk merawat taman di rumah si Bapak. Tapi Chance nggak pernah keluar dari rumah, jarang ketemu orang kecuali maid yang mengantar makan dan si Bapak sendiri. Chance nggak tahu dunia luar itu seperti apa...

Chance nggak bisa membaca dan menulis, ia cuma tahu dunia luar melalui TV. Dimanapun kapanpun, Chance selalu menonton TV

Sampai akhirnya si Bapak yang punya rumah meninggal dan ternyata rumahnya diserahkan ke seorang Lawyer yang akan mengurus soal pegawai-pegawai yang bisa mengurus rumah. Masalahnya, Chance nggak pernah didaftarkan sebagai 'petugas' rumah alias gardener di rumah itu. Akhirnya terpaksa dia keluar dari rumah.

Waktu keluar dari rumah, entah dia mau kemana. Nggak sengaja dia tertabrak limusin dan kakinya luka gitu. Ternyata limusin itu membawa seorang wanita cantik yang merupakan istri pemilik perusahaan konsultan akunting pertama di Amerika. Konglomerat kaya raya, yang uangnya tumpah-tumpah dan berbaik hati mau merawat Chance sampai sembuh.

Pasangan konglomerat ini tidak dianugrahi keturunan. Utamanya karena Rand (suami dari istri dalam limusin -pemilik perusahaan-) sudah sangaaat tua dan bertahan hidup dari obat-obatan alias dopping setiap harinya. Singkat cerita, keberadaan Chance menarik perhatian Rand. Dan karena Chance nggak tahu dunia luar, dia selama itu hidup di dunia kecil: kamar dan tamannya. Chance jadi sosok optimis yang gak takut akan dunia. Chance suatu hari diajak Rand ketemu presiden Amerika dan dia memberikan pendapatnya tentang ekonomi Amerika di masa sekarang dan masa akan datang. Chance sangat berani. Ia sosok (dan karakter) yang bener-bener baru ga ada pada saat krisis ekonomi Amerika pada saat itu. Sampai-sampai presiden menyitasi kata-katanya dalam pidato kepresidenan. 

Nah, lalu apa yang terjadi dengan Chance selanjutnya? Silahkan simak sendiri dibukunya :) cukup tipis kok, bisa dibaca kapanpun. Bahasa Inggrisnya juga ga rumit.

(+) Mengambarkan manusia, diluar dan didalam "kotak ajaib" bernama TV. Sangat fresh, dan membuat kita evaluasi terhadap diri sendiri.
Sekarang kan sedang musim nih 'pemujaan' terhadap anggota boyband atau girlband yang dianggap cantik/keren. Tapi itu superfisial banget. Dan manusia butuh sadar akan hal itu!! (dan novel ini membahasnya dengan sangat apik!)

(-) Akhir yang menggantung dan klimaks yang menurutku nggak ada, kurang greget. Ada adegan yang amerika banget dan gw ga ngerti esensinya dimana. Ga ada malah lebih bagus

Quotes from being there:
"Plants were like people, they needed care to live, to survive their disease and to die peacefully"

"Yet plants are different from people. It cannot help growing, and its growth has no meaning since a plant cannot reason or dream"

"Television only reflected only people's surfaces; it also kept peeling their images from their bodies until they sucked into the caverns of viewers eyes, forever beyond retrieval, to disappear" 

Happy reading and keep inspired~!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar