Haii, kembali lagi di episode ovethinking bersama saya.. (lu bisa bayangin gua ngomong gitu ga wakakak). Sebenernya gua udah overthingking ini cukup lama sih, dan iya gua akan bawa kalian bersama dengan penemuan cocokologi detektif Conan gua.
Kali ini, kita akan belajar tentang bagaimana Allah itu Maha Tau tentang desain manusia..
Kenapa Neraka itu Dibakar?
Pernah ngga kalian berfikir, "Kenapa sih Neraka itu disiksanya dibakar, bukan dibekuin?" Kan sama-sama menderita, sama-sama mati juga. Mungkin kalian gak kepikiran. Iya dulu saya juga begitu kok. Sampai kemudian sampailah saya pada pelajaran anatomi fisiologi kulit dibagian persyarafan kulit.
Jadi di dalam kelas, saya belajar persyarafan kulit termasuk reseptor-reseptornya.
Manusia memiliki reseptor panas yang juga sekaligus reseptor sakit yang paling utama bernama TRPV1. Nah, kalau kalian ngikutin Nobel Laurate, tahun lalu penemuannya tentang penggunakan zat dari cabe bernama Capcaisin untuk mengetahui mekanisme dari Channel TRPV ini.
Lebih mudahnya lagi.. kalian kalau makan cabe pedes kan.. ada rasa panas, ada rasa sakit juga (kayak numb gitu), dikarenakan reseptor yang distimulasi sama. Jadi panas, dan rasa sakit itu bisa distimulasi dengan satu reseptor ini. Jadi dunia dermatology saat ini sedang mencoba untuk mengeksplotasi reseptor ini untuk mencegah rasa sakit guys..
Hal ini sangat bersesuaian dengan ayat Allah sebagai berikut:
“Sesungguhnya, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana,” (QS. An-Nisa: 56).
Disini ada pernyataan "Diganti dengan kulit yang lain". Yang berarti, ketika yang diazab oleh Allah sudah hancur, maka manusia akan ditumbuhkan lagi kulitnya, karena kalau tidak maka tidak ada rasa sakit lagi... merinding gak sih..
Beberapa ahli tafsir menjelaskan bahwa, penggantian kulit ini artinya kulit akan ditumbuhkan dan dikembalikan secara sempurna, sebelum kemudian disiksa lagi. Kemudian dihancurkan dan ditumbuhkan.
Sains modern yang bisa tau kalau memang hakikatnya "kulit" ada persyarafan dan reseptor yang penting untuk rasa sakit. Tapi Allah yang mendesain manusia, jadi Allah lebih tahu, dan demikian pula yang ditulis di Al-Quran. Another Eurica moment.
Firing Rate Panas vs Dingin Thermoreseptor yang Berbeda
Ada satu konsep lagi yang penting tapi kayaknya saya bakalan susah jelasinnya. Jadi guys, firing rate antara thermoreseptor panas dan dingin itu beda. Jadi singkatnya ketika reseptor kita menerima stimulus panas, maka kemudian akan disampaikan ke otak (thalamus). Kalau panas, maka impuls ke otak perdetik ketika sudah lewat treshold panas akan naik, dan sinyal akan diberikan terus menerus. Intinya impuls (stimulasi) seperti menjerit-jerit "Panass panass" akan dilakukan terus-menerus. Sedangkan kalau dingin, stimulusnya akan cenderung sampai puncak kemudian turun. Jadi ini alasan kenapa kalau dibakar, atau disiksa dengan api itu jauh lebih sakit dibandingkan dengan dibekukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar